Jumat, 03 Maret 2017

Ida Ayu Pradwita Nashanti, Penulis Cilik yang Rilis Antologi dan Komik KKPK


Hobi Kumpulkan Brosur Antarkan Cerpennya Jadi Juara Nasional


Baru duduk di bangku kelas delapan SMP sudah punya lima antologi cerpen dan komik. SElain itu juga dikenal dari prestasinya di berbagai kompetisi matematika. Dua keahlian inilah yang dimiliki oleh Ida Ayu Pradwita Nashanti, remaja SMPN 3 Jember yang bisa mengombinasikan kemampuan otak kanan dan kirinya.

LINTANG ANIS BENA K, Jember

KECIL-Kecil Punya Karya (KKPK). Di sinilah seorang gadis kecil menelurkan segudang idenya menjadi bentuk tulisan, baik cerpen maupun novel yang bahkan digambarkan menjadi komik oleh DAR! Mizan, salah satu penerbit nasional.

Ternyata gadis kecil berkacamata ini sudah punya lima buku lho! Pelajar kelas delapan SMPN 3 Jember ini sudah menerbitkan empat bukunya di toko-toko buku besar, sementara buku kelimanya sedang dalam proses cetak. Bahkan di salah satu toko buku terbesar di Jember juga memampangkan standing banner peluncuran buku keempatnya yang berupa komik detentif.

Dialah Ide Ayu Pradwita Nashanti atau yang akrab di sapa Nasha.

Kamis, 02 Maret 2017

Melihat Pegiat Olahraga Rayakan Tahun Baru dan Hari Jadi Jember



Gelar Pertandingan Atar-Politisi, Jurnalis, Bankir, Polisi, dan Akademisi

Bagi Pengkab PBSI Jember, tahun baru adalah momentum kebangkitan. Karena itulah, seluruh pegiat bulu tangkis kumpul di markas pelatkab, GOR Argopuro, Sabtu malam (31/12). Semua kalangan turun gunung. Mulai atlet, mantan, pelatih Persid, pengusaha, bankir, sampai jurnalis. Mereka tanding sehari di fun games championships.

RANGGA MAHARDIKA, Jember
MALAM tahun baru lusa kemarin, banyak warga pada heboh merayakan. Namun pegiat bulu tangkis punya cara lain untuk merayakan tahun baru sekaligus Hari Jadi Kabupaten Jember ini. Bukan berpesta kembang api, namun kalangan olahraga ini pesta main badminton. Sampai dini hari!

Lawannya bervariasi. Dari wakil kepolisian muncul Ipda Heru Siswanto, dari politisi diwakili Yudi Hartono, dari kalangan perbankan ada Suwarna (BRI Cab Lumajang) dengan Badri, lalu ada pengusaha, bahkan mantan pelatih Persid Santoso Pribadi ikut turun ke Lapangan. Demikian juga kalangan akademisi dan jurnalis di Jember.

Perjuangan M. Ali Yasin Kuliah d Perguruan Tinggi



Setiap Libur Semester Menjadi Kuli Bangunan


Susah payah meraih gelar sarjana benar-benar dirasakan oleh M. Ali Yasin. Telahir dari keluarga kurang mampu,tak menyurutkan langkahnya untuk kuliah di strata satu IAIN Jember.

BAGUS SUPRIADI, Jember

SABTU (31/12) lalu, Yasin tampak sedang bekerja sebagai kuli bangunan di Perumahan Milenia, Kaliwates. Mahasiswa IAIN Jember itu memanfaatkan hari liburnya untuk bekerja. Sejak pertama kali kuliah sampai sekarang, semeter V.

Semangat untuk melanjutkan kuliah tertanam sejak lulus MAN 2 Jember. Namun, keterbatan ekonomi sempat membuatnya bingung. Apalagi,orang tuanya. "Kadanf orang tua bertengkar karena utang didepan saya. Jadi saya merasa tidak enak waktu itu," katanya.

Hampir setiap hari keluarganya ditagih utang. Yasin pun terpikir untuk membantu keluarganya. Saat itu, dia baru lulus sekolah. Ketika lulus sekolah, saya bilang ingin kerja apa saja, yang penting dapat uang," ujarnya.

Akhirnya, pria kelahiran 19 Juni 1995 tersebut pun bekerja sebagai kuli bangunan. Hasil jerih payahnya diberikan pada orang tua untuk membanyar utang. "Saat itu kerja selama satu bulan puasa hasil yang peroleh Rp 900 ribu," akunya.

Tak selesai disitu, Yasin lantas merantau ke Bali ikut bapaknya menjadi tukang parkir. Di sana dia juga menjadi juru parkir, meskipun tidak la,a. Dia segera balik lagi ke Jember saat masa pendaftaran kuliah dibuka. Tebaknya satu, ingin melanjutkan ke perguruan tinggi.

"Saya dikasih pilihan sama bapak, mau kuliah atau kerja. Saya pilih kuliah," ungkapnya.

Rabu, 01 Maret 2017

Kiprah WJPB, Komunitas Peduli Bencana di Jember



Misinya, Komitmen Tanggulangi Bencana secara Kultural


Potensi bencana banjir yang kerap menghantui sejumlah titik di wilayah Jember, mendorong sejumlah warga meleburkan dri ke dalam wadah yang mereka nami warga Jember Peduli Bencana (WJPB). Mereka memberikan edukas pada warga daerah rawan bencana, hingga penggalangan dan guna pencengahan dini. Di sini misi kemanusian lebih dikedepankam ketimbang bendera golongan.

KHAWAS AUSKARNI, Jember
ADA sekitar 37 wilayah Jember yang rentan terdampak bencana banjir. Memang, banyak wadah-wadah relawan yang setiap waktu siaga jika terjadi bencana. Namun, bendera golongan kerap melampaui upaya kemanusian yang mesti diemban. Karena itulah, beberapa tokoh mendirikan warga Jember Peduli Bencana (WJPB).

Mahmud Rizal, salah seorang penggasanya berita ilwal WPJB tercipta. Mulanya, pria yang menjabat sebagai Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapasiagaan BPBD Kenupaten Jember itu mengaku kerap menerima laporan dari BMKG tentang prediksi curah hujan.

Rafef Jainuri, Salah Satu Pendulang Mendali di Pencak Silat


Selalu Berwudu Sebelum Turun ke Arena Pertandingan Silat


Terhimpit cedera engkel tak lantas membuat Rafef Jainuri melempem. Usai mendapatkan medali emas di Popda Jawa Timur, pelajar XI SMA ini kembali mendulang medali emas di even popwil. Tak hanya itu, dia juga ditunjuk sebagai bagian dari kontingen Jawa Timur untuk sebagai di even Popnas tahun depan.

LINTANG ANIS BENA K, Jember

WAJAHNYA masih menampakkan kecerian maskipun baru saja menyelesaikan ujian akhir semester. Dengan langkah kaki yang sedikit terlatih, remaja pelajar SMA Muhammadiyah 3 Jember ini menghampiri kru Jawa Pos Radar Jember. "Maaf agak terlambat," ujarnya.

Remaja putra ini, Rafef Jainuri, bukan sekedar remaja biasa. Di balik sosoknya yang jangkung dan tegap, tersimpan potensi besar di cabang olahraga pencak silat. Dialah salah satu atlet yang mendulang medali di berbagai kejuaraan pencak silat. Yang terbaru adalah perolehan emas di dua even yaitu Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) Jawa Timur dan pekan olahraga pelajar wilayah (popwil)

Selasa, 28 Februari 2017

Bripka Nurmansyah, Bintara Polisi Calon Doktor Hukum Universitas Jember


Demi Kuliah, Anak Istri IKut Nginep di Hotel

Brigadir Kepala Nurmansyah, anggota polisi Polres Banyuwangi ini punya tekad luar biasa di dunia pendidikan. Meski bintara, Nurmansyah kini mengejar gelar doktor hukum di Fakultas Hukum Universitas Jember

NARTO, Jember

BRIGADIR Kepala Nurmansyah, anggota polisi Polres Banyuwangi ini tak kenal lelah menuntut ilmu. Bripka Nurman, sapaan karibnya kini sedang menempuh kuliah S3 di program pascasarana Fakultas Hukum Universitas Jember (FH Unej). Bisa jadi, Bripka Nurman merupakan satu-satunya anggota polisi yang kuliah S-3 di Unej

Meski belum termasuk perwira di jajaran polisian, tidak berati membuat kendur semangat Bripka Nurman melanjutkan kuliah ke S-3. Itu malah membuat motivasi polisi berusia 34 tahun ini berlipat ganda.

Menurut alumnus SMAN 1 Glagah Banyuwangi itu, rencana kuliahnya sejalan dengan program Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Khususnya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di lingkungan Polri. Program itu mendapatakan sambutan Bripka Nurman dengan melanjutkan kuliah S3 untuk mengejar doktor ilmu hukum di Program pascasarjana FH Unej.

Dodik Darmawan; Penggemar Touring dan Pencinta Alam



Biasa Keliling Nusantra, 38 Hari Menuju Dua Negara


Touring dengan beesepeda motor di negeri orang bukan hal biasa. Selain perizinan yang sulit, tidak semua orang bisa melakukannya. Tatepi, Dodik Darmawan mampu melakukannya, mengelilingi Malaysia dan Brunei Darussalam.

BAGUS SAJIWO, Jember

POSTUR
tubuhnya tinggi. Badannya masih terlihat sehat. Pancaran wajahnya penuh semangat. Hobinya berpetualang menggunakan sepeda motor ke berbagai daerah, bahkan luar negeri. Mendekati gunung sudah biasa dia jalani sejak pelajar sampai sekarang.

Dialah Dodik Darmawan, pria kelahiran Jember 28 Februari 1972. Dodik adalah petualang yang telah berkunjung ke berbagai tempat menggunakan sepeda motor, baik sendiri, bersama keluarga, maupun komunitasnya. Berpetualang sudah dilakoninya sejak masih lajang. "Sejak dulu senang touring menggunakan sepeda motor. Selain hobi, juga untuk memperbanyak teman," katanya.

Sebelum bertugas di Kantor Pos Jember, Dodik sempat bertugas di Makasar, Sulawesi Selatan, sejak 1992. Baru kemudian pindah ke Jember pada 2003. Di Makasar, dia sudah melakukan petualangan ke sejumlah daerah.

Pada 2013 lalu,Ikatan Motor Pos Indonesia (IMPI) Jember mulai dibentuk. Hal itu membuat peluang bagi ayah enam anak itu untuk berpetualang makin terbuka lebar.

Senin, 27 Februari 2017

Upaya Masyarakat Naskah Pendalungan (MNP) Melestarikan Naskah Kuno


Kendala Utama, Sering Ditolak Pemilik Naskah Kuno


Banyak sekali naskah kuno yang ada di masyarakat namun belum terdokumentasikan dengan baik. Inilah yang tengah dilakukan Masyarakat Naskah Pendalungan (MNP) yang memburu untuk mendokumentasikan naskah kuno di daerah Tapal Kuda.

RANGGA MAHARDIKA, Jember
SEBUAH tumpukan kertas dengan warna usang terlihat diletakan di atas koran. Tumpukan ini sisinya dijahit dengan benang, dan sisi pinggirnya yang tampak keropos ini dibuka hati-hati. Dengan alat khusus, satu persatu halaman dibuka untuk melihat lembar dei lembar. Seua dilakukan dengan sabar dan hati-hati.

Kadang saat membuka, antar halaman lengket. Mereka pun dengan sabar mencoba membuka agar tidak sampai rysak. Kemudian tumpukan kertas dengan tulisan huruf Arab ini difoto satu persatu. Inilah yang dilakukan oleh masyarakat Naskah Pendalungan (MNP) untuk mendokumentasi dengan proses digital naskah-naskah kuno ini.

"Memang harus hati-hati membukanya. Naskah ini kan usianya sudah puluhan, bahkan mungkin ratusan tahun," ucap M. Ardiansyah, koordinator kuno ini.

Bikin Kopi tanpa Diproses di Lambung Luwak



Diuji Lab, Hampir Mirip dengan Kopi Luwak Asli

Kopi Luwak menjadi kopi specualty satu-satunya di dunia yang berasal dari Indonesia. Tak heran, harga kopi luwak sangat mahal. seorang dosen Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Jember (Unej) mampu menciptakan teknik memproduksi kopi luwak tanpa harus diproses di perut luwak.

HARI SETIAWAN, Jember

Kopi ini didedikasikan buat ayahhanda bisri effendi: Bapak: nak trakhir bpk minum kopi enak itu pas dulu sekali bpk pernah minum kopi luwak..ini kopi apa yang kamu buat?? ko rasanya mirip sekali kopi luwak? kopi luwak ya ini?

Saya:bapak suka rasanya?
Bapak : ini enak sekali..bapak suka sekali..
Saya: alhamdulillah kalau bapak suka..ini kopi biasa pak..cuma saya rekayasa pengolahannya di laboratorium..jadinyarasanya seenak ini... kopi ini buat bapak..sy segaja penelitian kopi biar saya bisa buat kopi yang enak buat bapak..kopi ini scornya 99% mirip kopi luwak..

Bapak: wah iya..makanya mirip bgt..ini badan juga tambah seger abs minum kopinya.
Saya:klo untuk kesehatan belum asmak teliti pak.. InsyaAllah ke depan akan diteliti juga..biar yang diminum kopi juga tambah sehat:)

Bapak: Prospek untuk dijual ya ini??
Saya: InsyaAllah iya pak..cuma ini saya buat sedikit memeang spesial hanya untuk bapak..biar bapak orang pertama yang minum kopiku.

Bapak: iya..semoga bisa dijual ke depanya
Saya: iya Pak..

Sabtu, 25 Februari 2017

Perjuangan Pemuda Desa Mendirikan Raung Tubing Adventure


Dihina Sebagai Orang Gila, Dianggap Wisata Maksiat

Sungai Suren di Desa Sumberbulus, Ledokombo, kini menjadi objek wisata yang ramai dikunjungi wisatawan. Ada petualangan menarik yang memancu adrenalin, yakni Raung Tubing Adventure sepanjang 3,5 km.

BAGUS SAJIWO, Jember
AWALNYA hanyalah keinginan sederhana, menjadikan sungai yang ada di desanya sebagai tempat berpetualang. Sebab, potensi sungai itu memiliki arus yang cukup besar, Sehingga cukup layak jika dimanfaatkan sebagai wisata tubing.

Tak hanya itu, sejumlah pemuda Desa sumberbulus mulai terpengaruh pergaulan yang kurang baik. Seperti mengonsumsi minuman keras, obat-obatan serta dunia malam. Untuk menghindari kegiatan negatif itu, perlu ada aktivitas yang bisa meninggalkan kebiasaan buruk.

Begitu juga dengan kelaziman warga sekitar, masih banyak yang membuang sampah di sungai. Bahkan, kotoran hewan pun juga dilempar ke sungai yang juga disebut kali Nemu tersebut. Hingga akhirnya, kepedulian untuk mengubah Desa sumberbulus dilakukan oleh segilintir pemuda. "Kami mencoba bermain tubing di Lumajang, tujuannya untuk belajar membuat dan mengelola tubing," kata Irwan, salah seorang pendiri Raung Tubing Adventure. Irwan tak sendiri.

Isi Liburan dengan Menghafal Alquran di Pesantren



Ada Peserta yang Datang dari Luar Kota dan Palembang


Pesantern Alquran (PPA) Ibu Katsir, Patrang Jember memiliki kegiatan menarik bagi pelajar selama libutan sekolah lalu. Puluhan pelajar selama lima haris mondok di Ibnu Katsir untuk menghafal Alquran.

HARI SETIAWAN, Jember

DANI Yusuf tak habis pikir. Tak sampai dua hari, kuota peserta kegiatan Karantina Liburan Qurani (KLQ) yang diselenggarakan Ibnu Katsir Learning Center (ILC) sudah penuh. Dani sebagai koordinator ILC hanya menetapkan 60 peserta, khusus untuk usia kelas 3 SD samapai SMA.

Padahal, untuk menjadi peserta KLQ, peserta harus membayar Rp 500 ribu untuk seluruh biaya penyelanggaraan. "Itu pun kami harus menolak awalnya. Sebab, fasilitas dan sarana di Pondok sangat terbatas,"katanya.

ILC merupakan lini Pondok Pesantren Alquran (PPA) Ibnu Katsir, Patrang. Di masa liburan sekolah lalu, pesantren tahlidz Quran itu menyelanggarakan KLQ sebagai sarana pelajar untuk mengisi liburan dengan menghafal Alquran.

Dani tak menyangka, walau dikenakan biaya relatif mahal, masyarakat sangat antusias. Tidak sedikit orang tua mendaftarkan dua atau tiga anaknya sekaligus. "Ada sekitar 25 sampai 30 orang yang masuk waiting list.

Jumat, 24 Februari 2017

Gus Nawawi, Lulus Cumlaude Pada Wisuda Pascasarjana IAIN Jember





Buktikan Pendidikan Pesantren Mampu Unggul Dalam Sains

Tempaan pendidikan di pesantren yang sering dianggap berat, justru mampu membentuk mental pembelajaran mandiri bagi seorang anak ketika kuliah kelak. Itulah yang ingin disampaikan Nawawi, yang Sabtu (19/11) lalu diwusida sebagai lulusan terbaik Magister Pendidikan Islam IAIN Jember.

SHODIQ - ADI FAIZIN, Jember

Wajah semringah terlihat dari Gus Nawawi (panggilan akrabnya) Pagi itu, (19/11) dia bersama rekan-rekannya menjalani prosesi wisuda untuk menandai kelulusan mereka dari IAIN Jember. Gus Nawawi bersyukur, tidak saja karena lulus tepat waktu, tapi juga karena mendapat penghargaan sebagai wisudawan terbaik. Alhamdulillah, karena dukungan keluarga juga," ujar Nawawi kepada Jawa Pos Radar Jember.

Nawawi menulis tesis berjudul Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Kitab Kuning di SMP Islam an-Nur Rambipuji. "Saya ingin membuktikan bahwa pendidikan keagamaan yang diberikan dipesantren, justru bisa menunjang penguasaan sains bagi santri," tuturnya.

Menurut dia, selama ini ada stigma bahwa sekolah yang berbasis di pondok pesantren akan kalah bersaing dengan sekolah umum dalam hal penguasaan ilmu umum. "Itu stigma yang salah. Justru anak yang terbiasa ditempa banyak materi di Pesantren.

Di Balik Acara Klasik Gerak Jalan Watu Ulo-Ambulu (Watam)


Biar Ngejreng, UMKM Lokal se Ambulu Dilibatkan

Acara di Kecamatan Ambulu ini selalu ditunggu-tunggu oleh seluruh warga Jember selatan. Aksi-aksinya cukup kreatif dan atraktif mulai alun-alun Ambulu hingga Pantai Watu Ulo

KHAWAS AUSKARNI, Ambulu
SEJAK pukul 09.00 kemarin, para peserta mulai berduyun-duyun menuju areal wisata Pantai Watu Ulo, di Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu. Gelombang manusia dari beragam usia tersebut tampak tidak sabar menunggu dimulainya kegiatan yang dihelat setahun sekali tersebut.

Mereka rela berpanas-panasan pantai yang sudah mulai jarang ditumbuhi tanaman peneduh tersebut. Bahakan mereka tetap semangat berdandan seunik mungkin. Panitia memang membebaskan para peserta untuk memakai kostum kreasi sendiri.

Tampak sejumlah regu berdandan ala Suku Dayak dari Kalimantan. Satu regu lain yang semua anggotany perempuan memilih berdandan layaknya putri Bali, lengkap dengan bunga di telinga kananya.

Namun, ada satu regu yang cukup menarik perhatian peserta lainnya. Yakni, sekolompok orang berkostum hitam lengkap dengan pakaian dan atribut selam.

Kamis, 23 Februari 2017

Di Atlit Sepak Bola Difabel asal Jember yang Jadi Unggulan di Kontingen Jatim


Pernah Satu Klub dengan Bayu gatra

Memiliki keterbatasan fisik, tak harus mengubur cita-citanya sebagai seorang atlit sepak bola. Bahkan, kedua pemuda difabel asal Kecamatan Ledokombo, terpilih menjadi pemain andalan sepak bola kontingen Jatim di Peparnas Jabra 2016. Seperti apa?

RULLY EFENDI, Jember
TIGA pria tampak terburu-buru. Jalannya dipercepat. Mereka menuju ruang pertemuan di lantai dua Pemkab Jember. Setiba di ruang ber-AC, mereka masuk diantar Eko Heru Sunarso, yang saat menjadi Plt Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Jember.

Tak lama kemudian, mereka bertiga keluar ruangan. Toilet tamu menjadi tempat tujuan berikutnya. Hanya sekitar lima menit, baju yang mereka kenakan berganti satu stel training bermotif merah putih. Di dada kirinya, tertulis kontingen Jatim lengkap dengan logo pemprov. Sedangkan medali perunggu, hanya dua orang yang memakainya.

Dua pemuda berkalung medali perunggu itu bernama Bambang Subiantoro dan Hairul. Mereka berdua warga Kecamatan Ledokombo, yang terpilih menjadi anggota kontingen Jatim di cabang olahraga sepakbola. Hanya mereka berdua yang menjadi wakil Jember di cabor sepak bola.

Miqdad Zuhdy Azra, Putra Jember Yang studi Di Britania Raya


Berawal Dari STAN, Kini Tempuh S2 Energi Nuklir

Tak mudah meraih kesempatan belajar di Universitas terkemuka di dunia. Karena itulah, Miqdad Zuhdy Azra yang kini menempuh studi master  dalam bidang energi di Skotlandia, berharap bisa menempuh kebutuhan tenaga audit kebijakan energi yang masih belum banyak digarap BPK>

ADI FAIZIN - HADI, Jember

MENEMPUH studi di negara maju menjadi nikmat yang sangat disyukuri bagi Miqdad Zuhdy Azra. Auditor muda BPK ini sejak September lalu, resmi memulai kembali karier akademisnya, dengan menempuh studi master dalam bidang Hukum dan Kebijakan Energi Internasional di University of Strirling., Skotlandia, inggris Raya.

Di negeri Ratu Elizabeth itu,Miqdad mengkaji tentang perbandingan pengelolaan dan kebijakan energi di berbagai negara di dunia. "Aku belajar mengapa Inggris membangun Hinkley Point Nuclear Powerstation. Juga bagaimana Jerman sebagai negara industri maju merancang kebijakan energinya," tutur pria berkacamata tersebut.

Rabu, 22 Februari 2017

Listyorini, Pelatih Wanita di Pelatkab PBSI Jember


Motivasi Menjadi Tugas Utama Pelatih terhadap Atlet

Tak mudah menjadi pelatih bulu tangkis di era saat ini. Meski Jember dulu pernah dikenal sebagai lumbung pemain nasional, namun karena sempat vakum, Pelatkab Jember tak lagi menyuplai kebutuhan pemain nasional. Peran pelatih kini sangat besar untuk membangkitkan kembali semangat atlet-atlet bulu tangkis muda di Jember.

LINTANG ANIS BENA, Jember

PADA era tahun 1980-an, Jember memang dikenal sebagai lumbung pemain nasional. Tak sedikit atlet bulu tangkis jebolan Pelatkab PBSI Jember yang tertarik untuk mendukung Indonesia dalam berbagai kejuaraan dunia.

Sebut saja Trikus Hariyanto, Toni Gunawan, Maria Kristin, Finarsih, eni Juliati, dan sedert nama lain yang 'lulu' dari pelatkab

Kejayaan inilah yang ingin diulang kembali di era tahun 2010-an. Tahun ini, PBSI Jember kembali mengaktifkan Pelatkab Jember untuk mencari bibit-bibit atlet bulu tangkis yang potensial. Mereka dikumpulkan untuk menjalai latihan di GOR Argopuro dua kali sehari setiap harinya.

Mengenal M. Lutfi Helmi, Guru Sekolah Pinggiran yang Berprestasi Nasional



Dua Kali Menjadi Guru Fisika Terbaik Jawa Timur

Muhammad Lutfi Helmi SPd MPd bukan pendidikan biasa. Guru di SMAN Plus Sukowono ini punya prestasi bagus. Terakhir, dia berhasil meraih medali perunggu Olimpiade Guru Nasional 2016 untuk mata pelajaran Fisika.

NARTO, Jember

MENGAJAR di daerah pinggiran seperti di SMAN Plus Sukowono menjadi tantangan tersendiri bagi Muhammad Lutfi Helmi SPd MPd. Guru Fisika SMAN Olus Sukowono ingi menularkan ilmu fisika kepada ribuan siswanya di daerah pinggiran. Dia juga ingin menularkan ilmu sekaligus mental untuk menjadi yang terbaik.

Itu pula yang ditunjutkan Helmi (sapaan karib Muhammad Lutfi Helmi) saat mengikuti Olimpiade Guru Nasional (OGW). Hasilnya, helmi berhasil meraih medali perunggu dengan mengalahkan puluhan kompetitor dari seluruh indonesia lainnya.

Olimpiade Guru Nasional ini sendiri digelar mulai 17 sampai 20 Oktober 2016 lalu, di jakarta. Khusus untuk Jawa Timur (Jatim), helmi malah menjadi yang terbaik dua kali berturut-turut. Yaitu tahun 2015 dan 2016. Keberhasilan menjadi jawara OGN Jatim itulah yang membuat Helmi mewakili Jatim di OGN. "Harusnya, tahun 2015 lalu menjadi wakil Proninsi Jatim.

Selasa, 21 Februari 2017

Mahasiswa Polije Ciptakan Alat Pemecahan Serat Kasar


Juara II Tingkat Nasional dalam Lomba KTI di Semarang

Steam explosion presser merupakan alat yang dibuat oleh mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Energi Terbarukan. fungsinya untuk memecahkan serat kasar pada limbah pertanian. Salah satunya adalah limbah kulit koro pedang.

BAGUS SUPRIADI, Jember

TIGA mahasiswa dari kampus Politeknik Negeri Jember patut bangga. Sebab, karya yang mereka buat mampu meraih prestasi tingkat nasional. Yakni juara dua lomba Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang dalam ajang Mechanical Weekend Technologi 2016 di Politeknik Negeri Semarang, 5 November lalu.

Mahasiswa kreatif itu adalah M. Fadil Lukman, Vivia Lugista sari dan Ahmad Ashif Yahya. Ide membuat alat itu muncul saat mereka melihat limbah kulit koropedang yang tidak terpakai. "Biasanya buah itu dibuat kue, limbahnya dibuang begitu saja," kata Fadil.

Dari sana, Fadil bersama teman-temannya tergelitik umtuk memanfaatkan limbah itu. Salah satunya sebagai bioethanol generasi kedua. Gagasan itu bukan hal yang tidak mungkin. Sebab, buah koro pedang mengandung selulosa.

Fadil bersama temannya meneliti kandungan buah tersebut. Hasilnya, kandungan selulosa kulit koro pedang sebesar 39,55 persen, hemiselulosa 15,91 persen, dn kandungan lignin sebesar 15,88 persen

Melihat Kelompok Pembuat Jamu di Jember Selatan


Berdayakan Ibu Rumah Tangga Jadi Ahli jamu Tradisional

Katemi, 55, warga Desa Andongrejo Kecamatan Tempurejo ini tak lulusSD. Keahliannya hanya memasak dan merawat anak. Namun berkat industri jamu, bisa menyekolahkan anaknya hingga bangku kuliah. Bahkan dia jadi ketua komunitas pembuat jamu tradisional di desannya.

KHAWAS AUSKARNI, Jember

BAU menyengat aroma jamu tercium saat memasuki ruangan berukuran 7x10 meter persegi itu. Di bangunan yang awalnya merupakan rumah kosong tersebut ada empat ruangan kecil. Masing-masing sekitar 4x4 meter persegi saja luasnya.

Suara deru mesin diesel menderu, menebul ke luar ruangan bersamaan dengan bau menyengat temu lawak, kunir, kencur, dan umbi-umbian lainnya. Sekitar 15 orang ibu-ibu rumah tangga, ternyata sedang ribet memproses jamu tradisional.

Mereka tampak berbagi tugas ada yang mengupas bahan bahan dasar, menggiling dengan mesin bertenaga disel, memeras hasil gilingan tersebut. Hingga menggoreng perasaan yang berupa ekstrak bahan pembuat jamu.

Rupanya, sudah sejak 1995 silam warga Desa Andongrejo.

Senin, 20 Februari 2017

Syaiful Yatim, Guru Seni yang Menjadi Pelukis Murai


Melukis di Tembok Lebih Susah Dibanding di Atas Kanvas

Bagi sebagai orang, memasuki masa pensiun bisa mengalami post power syndrome. Namun tidak demikian bagi Syaiful Yatim, guru seni rupa SMAN 3 Jember. Di usia unjung usia pensiun, dirinya tertantang menjadi pelukis tembok alias mural.

RANGGA MAHARDIKA, Jember
SEORANG pria termenung cukup lama di depan tembok bangunan tua di Jl Slamet Riyadi Patrang. Kemudian, dirinya mulai menggoreskan dengan lembut tangannya di tembok yang baru saja di cat putih. Dirinya tampanya membuat sketsa corat-coret di tembok tersebut.

Meskipun masih terlihat goresan kasar, namun sudah mulai tampak jika itu adalah sketsa wajah perempuan. Ternyata, pria tersebut hendak melukis di tembok itu karena sudah menyiapkan berbagai peralatan.

Dia adalah Syaiful Yatim. Dirinya memang tergerak untuk menekuni seni melukis di banding alias mural. Kebetulan ada permintaan untuk melukis di tiang tembok gedung tua tersebut. "Baru menekuni dunia melukis dengan media tembok ini ya tahun 2016 ini," ucap pria yang juga guru seni di SMAN 3 Jember ini.

Yatim mengakui, dirinya setahun ini tertarik untuk menggerakan kuas di dinding.

Muazir, Mahasiswa Penjaga Kereda Mayat Di Masjid Taman Kampus


Pilih Tinggal Di Masjid Untuk Menekan Biaya Hidup

Menempuh pendidikan tinggi bukan hanya hak anak orang kaya. Putra bungsu petani miskin asal Kabupaten Nganjuk, berani ,erantau le Jember kuliah dengan modal pas-paspas. Seperti apa?

RULLY EFANDI,Jember

MASIH mengenakan baju rapi. Pria muda itu begitu cetakan, membersikan lantai masjid tempatnya tinggal. Setiap Sore hari, dia bertugas membersikan masjid yang menjadi rumahnya. Masjid itu bernama Raudatul Jannah. Lokasinya ada di komplek Perumahan Taman Kampus, Jalan Kaliurang Jember.

Muazir, pria muda itu akrab disapa. Tak ada nama panjang yang melengkapi. Namun tak lama lagi, namanya akan bertambah menjadi Muazir SE. Ya, karena pria itu seorang mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan kuliah di semester akhir. Dia belajar di Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Unej.

Bungsu dari empat bersaudara ituejak awal kuliah sudah tinggal di Masjid. Sebelumnya, dia sempat menumpang tinggal di rumah kerabat gurunya sewaktu SMA.

Memilih tinggal gratisan, karena mahasiswa asal kabupaten Nganjuk, itu kuliah dengan semangat bonek (bondo nekat).

Sabtu, 18 Februari 2017

H Machfud Rahmat, Pembina Jamiyutul Qurro' Walhuffadh yang mulai Redup


Tak Kenal Lelah Meski Kurang Diperhatikan Pemerintah

Dikalangan warga nahdliyin, khususnya Jamiyatul Quuro' Walhuffadh (Jamqur) Jember, nama H Machfud Rachmat SPD tidak asing lagi. Selain qari (Pembaca qiroah), dia adalah pembina

Jamqur sebuah lembaga pengembagan tilawah hafalan, dan pengkajian Alquran yang memilki NU secara nasional.

SHODIQ SYAREIF, Jember
USIANYA memang sudah berkepala lima, namun aktivitasnya di dunia pengembangan Tilawah Quran nyaris tak pernah kendur. Bahkan, tidak jarang Ustad Mahfud (panggilan akrabnya) juga mengajak istrinya, Hj wakilah Hasyim =, untuk menghadiri setiap bernuansa qiroah, walau dalam kondisi sakit.

Kecintaannya terhadap dunia qiroah (membaca Alquran dengan berlagu) sudah sejak kecil digemari oleh nus PGA tersebut

Bahkan beberapa kali ayah tiga anak ini menjadi juara MTQ di kampun halamannya, Pesongongan, Sumenep, Madura, tersebut. Tapi saya cuma juara hingga tingkat kabupaten," ujarnya merendah.

Perjuangan Olahraga Jember Untuk Bangkit Kembali


Persiapan Singkat, Atlet Lapis Kedua Jadi Peraih Medali Emas

Ditunjukkan Jember sebagai tuan rumah Popda Jawa Timur XI rupanya memberikan tambahan energi bagi atletnya. Tak heran jika hampir seluruh cabang olahraga bisa menunjukkan

keperkasaan mereka, hingga mampu meraih hasil yang luar biasa. Pundi-pundi medali yang dikumpulkan juga jauh lebih banyak dibandingkan keikutsertaan sebelumnya.

LINTANG ANIS BENA K, Jember
NAMA Jember kini semakin diperhitungkan di kancah olahraga Jawa Timur. Bagaimana tidak jika sebelumnya kota suwar suwir ini kerap.

Jumat, 17 Februari 2017

Serunya Karyawan BPS MElakukan Survei Harga Untuk Ukur Inflasi




Paling Senang Kalau Ada Teman Titip Belanja

Setiap bulan Badan PUsat Statistik (BPS) merilis inflasi di masing-masing daerah. Untuk bisa menyajikan data inflasi, karyawan BPS harus turun ke lapangan untuk mengetahui perubahan harga. Banyak cerita seru dari para surveyor harga dan tarif.

HARI SETIAWAN, Jember

KARTIKA Karunia Putri bertugas di Pasar Mangli. Setiap Senin dan Selasa dia pasti menyambangi pasar di Kecamatan Kaliwates itu. Rutinitasnya itu adalah menanyai sejumlah pedagang mengenai perubahan harga bahan pangan yang tergolong HK 1.1 Di kelompokHK 1.1. ini ada 19 komoditas yang mesti dicek perubahan harganya, mayoritas bahan pangan.

Sepintas pekerjaan perempuan berkerudung itu mudah. Tetapi, ada kalanya dia harus memiliki stok kesabaran yang banyak.

Komunitas Keberagaman Peace Leader Jember



Terbarkan Pesan  Hidup Damai di Indonesia

Keberagaman agama, budaya, suku yang ada di Indonesia  perlu dirawat oleh generasi bangsa. Banyak cara untuk mewujudkannya, seperti yang dilakukan oleh kalangan lintasan iman di Jember.

BAGUS SUPRIADI, Jember

SEKELOMPOK anak muda dari berbagai suku dan agama tampak kompak. Perbedaan keyakinan tidak menjadi alasan bagi mereka untuk menebarkan pesan damai bagi generasi bangsa. Mereka adalah anggota Komunitas Keberagamaan Peace Leader Jember.

Komunitas yang diisi oleh beberapa kalangan lintas iman, seperti Muslim, Hindu, Kristen, Budha, dan lainnya. Dalam beberapa kesempatan, mereka berkunjung ke berbagai.

Kamis, 16 Februari 2017

Cara Sekolah Agar Anak Tak Takut pada Binatang Melata



Undang Komunitas Hewan Biar Anak-Anak Ikut Bermain

Bagi warga, binatang melata seperti ular dan biawak bisa jadi sesuatu yang menjijikan. Namun beberapa sekolah punya cara, agar siswa mulai play group dan TK, kenal dan akrab pada hewan jenis retpil itu.

ADI FAIDZIN, Jember

KERAMAIAN khas anak-anak pagi itu, tampak berbeda dibanding hari-hari biasanya. Anak-anak yang merupakan siswa play group dan taman kanak-kanak diSekolah RUkun Harapan, antusias mengerumuni hewan-hewan yang dibawa ke sekolah mereka.

Pagi itu, pihak yayasan sekolah memang mengundang tiga klub pecinta hewan sekaligus, untuk berkunjung ke sekolah mereka. Ketiga klub itu adalah Komunitas Reptil Jember (KRJ), Komunitas Pencinta dan Peternak Kelinci (KOMPPAK) dan Jember Civet Community (JCC) yang merupakan komunitas pecinta musang.

Beberapa ekor kelinci hias yang biasa diikutsertakan dalam kontes, menjadi salah satu pusat perhatian siswa.

Ninis Fardiani, Perempuan Pertama Yang JadiKetua Gapensi


Hanya Belajar Tiga Bulan, Pernah Salah Masuk Kantor

Dunia pekerjaan konstruksi selalu identik dengan dunia laki-laki. Namun Ninis Fardaniani berhasil menebus hegemoni itu. Bukan hanya masuk dunia kontruksi, tetapi menjadi Ketua DPC Gabungan Pengusaha Kontruksi Nasional Indonesia (Gapensi) Jember, Organisasi kontruksi tertua di Indoneia. Berikut kisahnya.

RANGGA MAHARDIKA, Jember

SOSOKNYA kalem dan ramah. Begitu kesan pertama setiap orang bertemu dengan Ninis Fardiani, Ketua DPC Gapensi Jember periode 2016-2021. Perempuan berjilbab ini tidak sungkan untuk membagikan senyum manisnya kepada semua orang, termasuk kepada tamu dan staf yang ada di kantor Gapensi Jember di Jalan Gunung Batu.

Meskipun Sudah menjadi ketua Gapensi, namun dirinya tetap dikenal dengan sosok ramahnya. Ninis sama sekalii tidak menunjukkan diri sebagai ketua. Bahkan dirinya juga terlihat santai bergaul dengan staf yang ada di sana. Walau terlihat lembut, namun dirinya sangat keras dalam hal.

Selasa, 14 Februari 2017

Dien Albanna, Penulis Buku Yang Tamatan SMP



Editor Buku Terbaru Kaporles, Dimulai Biaya Cetak Rp 30 Ribu

Pendidikan bukan batasan berkarya menjadi penulis buku. Tak memiliki biaya cetak buku pun, juga ada solusi asal memiliki niatan lurus. Seperti yang dilakukan penulis muda tanpa modal Zainuddin alias Dien Albanna.

RULLY EFENDI, Jember

TUMPUKAN buku tertata rapi di atas meja rumah Zainuddin. Selain buku biografi dan kritikan sosial, juga ada novel diantaranya. Namun diantara banyaknya buku ini itu, karya Dien Albanna yang sangai mendominasi.

Sempat mengira bahwa Zainuddin sangat mengidolakan Dien Albanna. Namun ternyata, Dien Albanna tersebut tak lain nama pena Zainuddin. Sebuah nama samaran yang bisa digunakan oleh seorang penulis.

Dien Albanna sendiri mengadopsi dari nama panggilannya Dien. Sedangkan Albanna, membuat mirip Al Bantani yang memiliki arti seseorang yang berasal dari banten. Maklum saja Dien lahir di tanah Banten. "Tapi besarnya di Malang," akunnya, saat diwawancarai Rabu(2/11) nalam kemarin.

Sebelum memilih nama pena Dien Albanni, Zainuddin menggunakan nama Putra Alam. Nama pena itu dia pilih sejak awal menulis novel, sekitar bulan November 2012 lalu.

Menengok Bisnis Budidaya Krokot (Moss Rose) di Kecamatan Panti




Mekar Hanya di Pagi, Omset Capai Jutaan Rupiah

Tanamank rokot atau moss rose sering diabaikan. Namun di tangan siti Munawaroh, tanaman yang banyak tumbuh liar ini disulap jadi barang bernilai jual tinggi. Oleh perempuan tangguh ini, krokot dibudayakan jadi tanaman hias nan menarik dan menawan.

ADI FAIZIN-HADI, Jember

SUDAH 1,5 tahun ini, Siti Munawaroh fokus membudidayakan tanaman Moss Rose. Tanaman yang memiliki nama latin Portulaca Grandiflora ini punya beragam senutan. Mulai dari krokot, portulaka, atau bunga Pukul Sembilan. Disebut bunga Pukul Sembilan, karena tanaman hal biasa mekar pada sekitar pukul 09:00.

"Ini uniknya. Dan itulah yang membuat saya jatuh cinta dengan Moss Rose," tutur Siti (28/10). Siti mulai membudidayakan usai pulang merantau di Bali, wanita berusia 28 tahun itu sebelumnya mengaku tidak memiliki hobi berkebun. Dia pertama kali mengenal Moss Rose dari jejaring sosial. "Awalnya saya liat foto-foto bunga ini di facebook. Saya langsung tertarik sampai sekarang. Apalagi bunganya cantik," ujarnya.

Tanaman Moss Rose tidak membutuhkan syarat tumbuh dan perawatan yang sulit.

Senin, 13 Februari 2017

Meriahnya Pembukaan Popda Jawa Timur Di GOR PKPSO


Gus Ipul Bakar Semangat dengan Menyanyi di Hadapan Atlet

Perhelatan pekan olahraga pelajar daerah (popda) resmi dibuka, kemarin. Lebih dari 2.000 atlet dari 38 kabupaten/ kota Jawa timur memenuhi GOR PKPSO yang yang menjadi tempat seremonial pembukaan tersebut. Bagaimana keseruan agenda yang dibuka oleh Wagub Gus Opul ini?

LINTANG ANIS BENA K, Jember

ATAS nama atlet, kami berjanji: satu , akan mengikuti Pekan Olahraga Pelajar Daerah XI dalam suasana persahabatan dengan kemurnian jiwa. Dua, akan mematuhi peraturan yang telah ditetapkan. Tiga, akan berlomba dengan semangat kesatria sejati, pantang menyerah menjunjung tinggi sportivitas atas kehormatan bangsa dan negara.

Atas nama wasit, kami berjanji. Satu, akan melaksanakan tugas wasit secara adil dan tidak memihak. Dua, taat kepada peraturan permainan dan perlombaan yang akan dipertandingkan. Tiga, berpegang teguh pada landasan kesatria, semangat keolahragaan dan penuh sportivitas.

Dua janji ini ucapkan oleh Avivah Nur Faiz Maghfiroh, siswi kelas XI SMAN Ambulu sebagai wakil atlet dan surjono sebagai wakil wasit, di hadapan seluruh perwakilan kepala daerah yang datang dari GOR PKPSO Kaliwates kemarin. Ini menjadi pertanda dimulainya kiprah mereka, yang mewakili wasit dan atlet  yang akan turun ke arena pertandingan selama enam hari ke depan.

Potret Suram Olahraga Kala Anggran Tak bisa Cair

 

Hanya Punya Rp 2,4 Juta untuk Ikut Dua Kompetisi di luar Kota

Keputusan Pemkab Jember yang tidak mencairkan anggaran dana hibah olahraga tahun 2016 ini membuat sebagian besar cabang olahraga (cabor) terpuruk. Demi mempertahankan eksistensi, tak sedikit dari cabor-cabor tersebut yang terpaksa menggunakan uang pribadi untuk kepentingan atlet, bahkan sampai berhutang ke banyak pihak.

LINTANG ANIS BENA K, Jember

BUPAtI Jember, dr Faida MMR mengakhiri polemik dengan ketidakpastian pencairan anggaran hibah olahraga. Faida memastikan jika anggaran untuk sebagian besar cabor tidak akan cair tahun 2016. Segala program dan hibah yang belum tercairkan karena terhambat prosedur peraturan akan dicairkan pada tahun 2017 mendatang.

Kepastian ini seolah menambah kepahitan yang dialami sebagian besar cabor di Jember. Selama satu tahun belakangan mereka nyaris tidak bisa bernafas karena terhimpit permasalahan anggaran. Bahkan tak sedikit dari mereka yang harus rela mengeluarkan kocek sendiri agar cabor yang dilatih tetap eksis.

Sabtu, 11 Februari 2017

Jabon, Jamu Berkarbonasi Ciptaan Mahasisiwa FTP Unej


Sasar Orang Muda, Dijual di Kafe

Masih banyak anggapan minum jamu tidak keren. Apalagi, bagi mereka yang tidak menyukai rasa pahit. Namun, di tangan kreatif mahasiswa, jamu terasa soft drink. Dia memberinya nama jobon.

RULLY EFENDI, Jember

DIKEMAS dengan botol beling. Sekilah menyerupai soft drink. Rasanya pun tidak jauh beda. Saat diteggak, rasa karbonasi begitu dominan. Namun baru diketahui berbeda saat melihat komposisi minuman. Sebab, minuman itu adalah jamu.

Rico Budi Setyawan, Juara Lomba Film Pendek di Naratiwat, Thailand

Belajar  Otodidak, Kalahkan  Belasan Sekolah Lain.

Rico Budi, mahasiswi Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Jember ini hanya KKN PPL di Thailand Selatan. Di sela-sela mengajar, Rico Rudi mengikuti lomba flim pendek di Provinsi Naratiwat. Hasilnya, dia meraih juara II.

Jumat, 10 Februari 2017

Melihat Geliat Ekonomi Kreatif di Wilayah Jember Utara

 

Warung Mulai Bermunculan, Lin Beroperasi hingga Malam

Bagian utama kota Jember sangat jarang dilirik untuk mengembangkan bisnisnya. Namun, kini daerah utara Jember ini mulai menggeliat. Ekonomi masyarakat sekitar mulai tumbuh karena adanya kampung ekonomi kreatif anak muda Sevendream City. Berikut catatan khusus mengenai daerah ini.

RANGGA MAHARDIKA , Jember

BAGI masyarakat yang tidak pernah melewati Jalan Slamet Riyadi Kecamatan Patrang, mungkin tidak melihat keanehan saat melewatinya. Bahkan meskipun ada satu pusat ekonomi kreatif baru untuk anak muda mereka merasa sama saja.

Namun, tidak bagi masyarakat yang sudah sering dan mengenal daerah ini. Ada cukup banyak perubahan yang terjadi di daerah tersebut, terutama di bidang ekonomi.

Selama ini, masyarakt Jember mungkin hanya melihat perkembangan ekonomi di bagian utama Jember hingga sampai pertigaan RSD dr. Soebandi saja. Tapi kini di jalan Slamet Riyadi terlihat di kanan kiri berjajar sejumlah warung-warung kecil baru di pinggir jalan. Bahkan, sejumlah rumah di utama Taman Makam Pahlawan kini mulai menjajakan makanan minuman ringan.

Menengok Kreasi Cokelat Isi Local Edamame Khas jember

 

Modal Rp 2 Juta, Pesanan Mulai Rambah Luar Daerah 

Berawal dari keinginan berwirausaha di kampung halaman, Mohamad Risko Palevi kini mulai fokus mengembangkan usaha makanan kemasannya. Cokelat edamame dipilih dangan semangat.

DI
rumahnya yang sederhana di kawasan Mangli Kecamatan Kaliwates, pemuda kelahiran Jember ini fokus mengembangkan makanan cokelat kemasan berisi edamame dengan merek Fondre.

"Fondre itu kalu tidak salah berasal dari bahasa Prancis, artinya meleleh," tutur pemuda asli Jember ini.

Risko mengaku sudah memulai usahanya dari tahun 2014. Dia memilih berwirausaha setelah memutuskan mengundurkan diri dari pekerjaannya di bidang tower Telekomunikasi. "Biar dekat sama  keluarga di sini," ujar alumnus Diploma Teknik Telekomunikasi Poltek Malang ini.

Risko tidak langsung tercetus ide memproduksi cokelat berisi Edamame. Awalnya, ddia sempat memproduksi makanan kemasan cokelat dengan isi Suwar-Suwir.

"Konsep produk saya intinya adalah mengandung kekhasan Jember," ujar alumnus SMAN1 Arjasa tahun 2006 ini. Saat itu, di belum menggunakan merek.

Kerja Sama dengan Toko di Malang dan Surabaya


Semula cokelat berisi Suwar-Suwir ini mendapat respons yang cukup baik dari pasar. Dia memasarkan produknya dengan cara sedrhana, yakni dengan menitipkannya ke beberapa toko makanan di Jember. Namun, respons positif tersebut hanya bertahan sebentar.

Kalau saya analisa, spertinya mencampur cokelat dengan suwar-suwir membuat konsumen cepat eneg. Karena manis dicampur dengan manis," kata pria kelahiran 28 tahun silam ini.

Atas ide dari istrinya, Risko tercetus mengganti isi cokelatnya dengan edamame. Masih seperti konsep awal. Karena edamame ini banyak dihasilkan di Jember," tutr Risko.

Setelah melalui beberapa kali uji coba, produk cokelat yang dia hasilkan mulai mendaptkan respons positif dari pasar. Selama setahun terakhir, omsetnya mulai stabil jutaan rupian setiap bulannya. Dia membagi produk cokelat berisi edamamenya itu dalam`tiga kemasan, yakni cokelat injar (dalam kemasan botol kecil), cokelat in-cup (dalam kemasan plastik) dan cokelat batangan. Sebuh kira-kira bisa habis 15 kilogram edamame dan 1 kuintal cokelat, ujar Risko


Saat ini dia mulai memasarkan produknya dengan offline sekaligus online. Selai menitipkan di toko-toko makanan, Risko juga memajang [roduknya di situs jual beli online. Namun dia lebih memilih fokus memasarkan melalui kerja sama dengan beberapa toko makanan. Agak susah bagi waktunya juga kalau lewat online," aku Risko.

Untuk penjualan online, pemesanan bisa datang dari berbagai kota di Indonesia. Paling jauh kemarin ke Balikpapan. Sama Bali juga sering," tutur Risko

Saat ini, Risko juga menjalin kerja sama dengan beberapa toko makanan di Malang dan Surabaya. Malang cukup prospektif, karena banyak destinasi wisata di sana. Sehingga peluang untuk oleh-oleh makanan, "ujar Risko

Selain itu, Risko saat ini juga aktif ikut dalam berbagai pameran makanan. "Minggu depan, kita rencanannya ke Jakarta untuk pameran makanan," kata Risko.

Meski penjualannya sudah stabil dan bahkan trennya tetap naik, Risko memilih tidak berpuas diri. Beberapa inovasi terus dilakukan. Seperti mulai memberikan varian isi kismis, di samping edamame. Selain itu, dia juga terus belajar melakukan pengepakan yang lebih baik. Dulu pernah saya kirim cokelat ke luar pulau dengan kemasan toples kaca tipis. Sampai dilokasi ternyata banyak yang rusak, Tutur Risko.

Dia juga berusaha memenuhi berbagai syarat sertifikasi seperti dari Dinas Kesehatan dan MUI. Karena di beberapa toko besar. disyaratkan beberapa sertifikasi, selain juga pengemasan yang baik," tutur Risko.

Saat awal memulai usaha, Risko memulainya dengan modal yang tidak terlalu besar, hanya sekitar Rp 2 Juta. Sebagai besar modal itu, dia gunakan untuk membeli peralatan seperti alat untuk melelehkan cokelat (steamer) dan cetakan. Karena saat itu saya sudah berkeluarga, tabungan dari pekerjaan saya sebelumnya juga terus berkurang. Makanya, saya memaksa diri saya sendiri untuk terus maju," ujar Risko.

Bagi masyarakat yang ingin memulai usaha terutama di bidang kuliner, Risko mengaku dengan dengan senang hati jika diminta untuk membagikan pengalamannya. "Intinya sih, setia ada ide, langsung dieksekusi. Tentu setelah lewat pertimbangan yang matang juga," kata Risko.

Selain itu, yang tidak kalah pentingnya menurut risko, setiap melakukan usaha atau ada kesalahan, perlu cepat diadakan evaluasi dan tindakan lebih lanjut.(mg/c1/hdi)



Sumber : Jawa Pos Radar Jember 27 Desember 2016

Kamis, 09 Februari 2017

Tim FTP Universitas Jember Raih Gold Medal Di Taiwan

Riset Lima Bulan, Ciptakan Kopi Luwak Buatan

Tiga mahasiswa Fakultas Taknologi Pertanian (FTP) Universitas Jember meraih mendali emas di Taiwan. Bahkan, mereka juga mendapat spesial award dari Kenada, Polandia dan Macau atau kreasinya membuat kopi luwak artifisial.

BAGUS SUPRIADI, Jember

TRI Angga Maulana, M. Ali Firdaus, dan Bagas Rizky Aldiano semakin percaya didi atas prestasi yang meraihnya dalam ajang Kaohsiung International Invention and Design Expo (KIDE) yang diselenggarakan oleh World Invention Intellectual Property Associations (WIIPA) di Kaohsiung, taiwan (9-11 Desember 2016). Sebab, kreativitas yang mereka kambangkan mampu mengharumkan kampusnya.

Tolerani Beragama yang Ratusan Tahun Terjaga Di Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu



Jaga Tradisi Saling Sambang Lintas agama saat Hari Besar

Sejak ratusan tahun silam, komunitas Jemaat Greja Kristen Jawi Wetan (GJKW) Sidomulyo, Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu hidup damai di tengah-tengah perkampungan muslim. Hingga sekarang, harmoni kehidupan sosial disana mampu terjaga.

KHAWAS AUSKARNI, Jember

SABTU (24/12) pagi, aroma natal mulai tampak saat Jawa Pos Radar Jember memasuki Dusun Sidumolya, Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu. Sejumlah atribut umbul-umbul terpasang pada tiap sisi jalan perkampungan itu. Di sudut timur sejumlah jemaat sedang menata dekorasi ruangan gereja. Di tempat itu memang akan berlangsung upacara keagamaan.

Rabu, 08 Februari 2017

Unit Al Ikwan, Padepokan Yang Sering Lahirkan Juara Silat


Sering Jadi Jujugan Para Pensilat Luar Negeri

Nama Haikal, peraih emas dalam popda dan Kejuaraan Nasional Silat menjadi kian melambungkan unit Al Ilkwan. Bukan namanya hanya haikal, namun banyak pesilat tangguh yang namanya meroket di dunia silat nasional dan internasional lahir lahir dari unit penguruan silat Tapak Suci tertua di Jember ini.

Mengenal Lebih Dekat Lions Club Jember Robusta

Berdiri Belum Sebulan, Kegiatan Sosial Mulai Berjalan

Salah satu organisasi sosial kembali lahir di Jember. Namanya identik dengan Jember, Lions Club Jember Robusta. Meski organisasi ini berinduk hingga internasional, namun di Jember begitu khas di buatnya. Seperti apa?

Selasa, 07 Februari 2017

Liku-Liku Djember Nasyid Accapella (DNA) akan Rilis Album Kedua

Tanpa Produser Himpunan Dana dari Penggemar

Djember Nasyid Accapella (DNA) akan merilis album kedua. Kali ini lebih bonek alias bondo nekat karena tidak menggunakan tenaga produser eksekutif.

HARI SETIAWAN, Jember

SIANG terik.Sebagian peserta wisuda Quran di GOR Kaliwates mulai keluar. Acara telah selaesai. Muhammad Jaka, membagikan kertas-kertas kecil pada setiap orang. "DNA (Djember Nasyid Accapella, Red) mau rilis album kedua, Pak. Mungkin bersedia pertisipasi pendanaan," ujarnya, kepada seorang peserta yang baru selesai menuruni anak tangga.

Bayu Aji Zain, Peraih Juara 1 Nasional Lomba Video Kwarnas Gerakan Pramuka

 

Patahkan Pramuka Jadul' dengan Berbagai Kegiatan Kekinian

Ekstrakulikuler pramuka sudah dikenal sejak lama. Di tengah era globalisasi teknologi tak banyak lagi anak-anak yang berminat pada ekstrakulikuler yang identik dengan seragam cokelat tersebut. Namun Bayu Aji Zain tak pernah lelah mengajak para remaja untuk tetap aktif mengikuti kegiatan pramuka.

Senin, 06 Februari 2017

Ustad Khoirul Hadi, Pembina Tahfidzul Quran Ibnu Katsir yang Dikenal Sederhana

Kegiatan Menumpuk, Rumah pun Belum Punya

Memiliki lembaga tahfidzul quran adalah mimpi besar Ustadz Khoirul Hadi yang kini terus diperjuangakan. Dengan menggandeng sejumlah kolega, impiannya mulai tampak meski masih harus banyak menguras tenaga, pikiran, dan pengorbanan yang lain. Termasuk hingga kini, sang ustad belum memliki tempat tinggal sendiri, kecuali milik yayasan yang tergolong amat sederhana.

Peduli Alam dan Lingkungan; Komunitas Pecinta Lingkungan Jember Selatan

Aktif Tanam Mangrove di pantai Payangan

Berbekal semangat untuk melestarikan lingkungan, sekumpulan anak muda membuat wadah bernam Komunitas Peduli Alam dan Lingkungan (Pedal). Baru seumur jagung, mereka mulai melakukan gerakan penanaman mengrove di Pantai Payangan, Ambulu.

Sabtu, 04 Februari 2017

Wisudawan Terbaik Politeknik Negeri Jember

 

 

Prestasi akademik Harus Seimbang dengan Soft Skill

Memilki prestasi akademik saja tidak cukup. Namun harus diimbangi dengan keterampilan bisa kreatif ketika sudah keluar lulus dari kampus. Hal itulah yang dilakukan oleh dua wisudawati terbaik Polije ini.

BAGUS SUPRIADI, Jember

ERICHA Kartika Candra dan Nina Lailatul Munawaroh merupakan mahasisiwa Politeknik Negeri Jember (Polije) yang menjadi wisudawati terbaik.Dua perempuan ini meraih Indeks Prestasi (IP) tertinggi. Yakni 3,87 dan 3,94. Ericha mahasiswi Prodi Rekam Medik dan Nina Prodi Mana jemen Agribisnis.

Di Balik Keberhasilan HIPMI Jember Meraih HIPMI Award 2016

Sering Adu Debat Antar-Anggota, Samapi Giat Gelar Baksos

Kesuksesan terlahir dari sebuah kerja keras. kecerdasan berinovasi, kini menjadi tuntutan yang tak bisa dihindari. Seperti HIPMI Jember yang sukses raih HIPMI Award kerena kerja keras melahirkan sebuah inovasi. Seperti apa?

Jumat, 03 Februari 2017

Rukma Manaf, Ubah Kawat Menjadi Barang Cantik

Selalu Update Desain Terbaru dari Internet

Bagi sebagaian besar orang menganggap jika kawat hanya untuk kaum pria dan petugas elektronik saja.Namun tidak bagi Rukma Manaf, warga Tegalbesar, Sumbersari yang berhasil menyulap kawat menjadi berbagai aksesoris yang cantik dan unit. Tentu saja memiliki nilai yang cukup tinggi.

M. Daman Ali, Wasit Badan Tinju IBF dan WBA dari Jember

Sedih jika Ingat Alfaridzi meninggal usai Naik Ring

Tinju prefesional Jember memang lagi merdup,namun nama Jember masih dikenal di level nasional.hingga internasional.Karena M.Dawan Ali,masih eksis hingga sekarang.

HADI SUMARSONO, Jember

Tak  bisa dipungkiri,nama M.dawan Ali sudah melegenda bagi sejarah tinju profesional Indonesia dan bahkan sedunia. Bahkan hanya sudah ratusan kali memimpin pertarungan tinju pro,namun namanya memenuhi seluruh surat kabar usai memimpin pertarungan tinju antara Muhammad Alfaridzi juara
nasional asal Bandung lawan Khongtawat Sorkiti asal Thailand 30 Maret 2001, di Jakarta.

Kamis, 02 Februari 2017

M. Haekal Aziz Raharjo dan Raihan Tiga Emas dari Pencak Silat dalam Satu Bulan

Hadiah Untuk Ajak Orang tua Ke Tanah Suci


Dalam satu bulan pesilat jember berhasil menorehkan prestasi spektakuler cari cabang olahraga pencak silat.pundi-pundi medali dikumpulkan dari tiga even bersekala provinsi,wilayah,dan nasional.salah satu atlet yang meraih medali tersebut adalah muhammad Haekal Aziz Raharjo.

Rosyadi Badar, Empat Tahun Pimpin Kartor Kemenag Jember

Tak Pernah Menjaga Jarak Dengan Bawahan


Jabatan adalah amanah yang harus diterjemahkan sebagai khodimul ummah, bukan sayyidul ummah.Itulah kalimat yang selalu terlontar dari bibir Rosyadi Badar MPDL.

NARTO, Jember

SUASANA yang tenang tiba-tiba gaduh bagai langit diselimuti awan hitam saat isu mutasi Kepala Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Jember Rosyadi Br MPdl menyeruak ke permukaan. Bukan hanya karena kedekatan sosok Rosyadi dengan para karyawannya yang sangat luar biasa.Tetapi, karena masih banyak agenda pemimpin yang satu ini untuk kemajuan Kemenag di Jember.

Rabu, 01 Februari 2017

Sejarah Rupiah; Perjalanan Ekonomi Indonesia

Dari Sen dan Gulden sampai Oeang Republik Indonesia (ORI)

Tak semua orang mengetahui sejarah rupiah yang sah di Indonesia.padahal, ada cerita panjang yang penting diketahui, mulai zaman penjajahan sampai kemerdekaan.

BAGUS SUPRIADI, Jember

PADA 1828 Pemerintah Belanda menjelajah dan menjajah Papua barat. Mereka mendirikan benteng Fort Du Bus agar bisa mengendalikan nusantara. Saat itu juga sejarah mata uang rupiah dimulai. Mereka mendirikan De Javasche Bank dan menerbitkan uang pecahan baru Sendan Gulden.