Kamis, 02 Februari 2017

Rosyadi Badar, Empat Tahun Pimpin Kartor Kemenag Jember

Tak Pernah Menjaga Jarak Dengan Bawahan


Jabatan adalah amanah yang harus diterjemahkan sebagai khodimul ummah, bukan sayyidul ummah.Itulah kalimat yang selalu terlontar dari bibir Rosyadi Badar MPDL.

NARTO, Jember

SUASANA yang tenang tiba-tiba gaduh bagai langit diselimuti awan hitam saat isu mutasi Kepala Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Jember Rosyadi Br MPdl menyeruak ke permukaan. Bukan hanya karena kedekatan sosok Rosyadi dengan para karyawannya yang sangat luar biasa.Tetapi, karena masih banyak agenda pemimpin yang satu ini untuk kemajuan Kemenag di Jember.


"Ya, kabar tentang mutasi itu menyebar sekitar satu minggu sebelum mutasi itu terjadi, sehingga banyak menimbulkan keresahan di kalangan pegawai Kantor Kemenag. Banyak juga yang menyayangkan, karena masih banyak agenda dari Rosyadi yang belum selesai. Seperti pembangunan kantor baru dan lainnya," ujar Muslim salah seorang pegawai Kemenag Jember kepada Jawa Pos Radar Jember.

Rosyadi memang sosok yang penuh dengan ide-ide cemerlang serta terkenal sebagai pemimpin yang sangat dekat dengan bawahan. Saking dekatnya, hampir tidak ada jarak antara dia dengan pegawai di Kemenag.

Beberapa Cita-Cita Belum Tercapai
Setiap saat dan kapan pun bisa ditemui. Tidak harus formal.Bahkan, tak jarang Rosyadi mengajak nyangkruk bawahannya.

Rosyadi bertugas di Jember sejak 2013. Setelah hampir empat tahun mengabdi di Jember, Rosyadi di promosikan sebagai Kabid Bimas Islam Kanwin Kemenag Jatim. Selama hampir empat tahun, sudah banyak hal yang telah di lakukan di Kemenag Jember. Terutama, memperbaiki pelayanan kepada masyarakat.

Saat ditanya tentang hal tersebut, Rosyadi menegaskan bahwa jabatan adalah amanah. Karena pejabat dilantik sebagai pelayan umat bukan sebagai tuannya. "Jabatan itu amanah yang harus diterjemahkan sebagai khodimul ummah (pelayan masyarakat, Red), bukan sayyidul ummah (majikan masyarakat, Red)," tegas alumnus IAIN Sunan Ampel Surabaya tersebut.

Tidak hanya itu, lelaki kelahiran Sumenep 1960 itu juga memiliki prinsip, pemimpinan dan bawahan itu harus dibangun dengan sistem kemitraan sehingga dapat menimbulkan rasa kebersamaan antara satu dengan yang lainnya. "Untuk menciptakan suasana yang nyman, mak kantor itu harus di bangun dengan sistem kemitraan bukan antara atasan dan bawahan," tambah ayah dari Rifqatul H, Nadzifah, M Tholhah Hasmi, M Ainun NAQ ini.

Di awal kepemimpinannya di Kantor Kemenag Jember, pada 2013 mantan kepala Kantor Kementrian Agama Situbodo ini menegaskan beberapa hal. Diantaranya adalah ingin memperbaiki sistem pelayanan di intrenal Kantor Kemenag Jember. Selain itu, dia ingin kemenag memiliki kantor baru dan lebih representatif.

Rupanya, keinginan dan cita-cita itu tidak disampaikan di bibir belaka, tapi semuanya dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Kini, apa yang dia impikan semua sudah menjadi kenyataan, sistem pelayanan di Kantor Kemanag Jember sudah berjalan dengan baik. pola kemitraan dengan instansi yang lain juga sudah berjalan dengan baik. Yang tak kalh pentingnya, saat ini pegawai Kemenag Jember sudah memiliki kantor baru di Jl Wahid Hasyim. Alhamdulillah, semua atas izin dan kuasa Allah, semua berjalan lancar, dan kita sudah punya kantor yang megah di Jl. Wahid Hasyim," ujarnya dengan mata berbinar-binar.

Suami dari Dra Umi Mahmudah ini memang terkenal sosok yang piawai dan pantang menyerah. Dengan usahanya yang keras hingga berjuang menaklukkan Kemenkeu di Jakarta berubah hasil hibah eks kantor pajak ke pada Kemenag. "Sekarang kami sudah senang, semuanya senang, kami yang sekarang. Walau saya tidak bersepakatan menempati, tapi saya cukup senang dengan semua itu" ujar lelaki yang saat ini telah Islam sebagai Kabid Bimas Islam Kanwil Kemenag Jatim itu.

Meski mengaku masih belum puas dengan apa yang telah dicapainya, alumni Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton itu mengaku optimistis bahwa penggantinya akan mampu melanjutkan apa yang telah dia perjuangkan. "Memang masih banyak angan-agan saya belum terlaksana, seperti pembangunan Madrasah Terpandu di Balung, MAN Insan Cendikia, MAN PK, dan tentunya pembangunan kantor baru yang belum tuntas. Tetapi, saya optimistis dan yakin, pengganti saya akan melanjutkan perjuangan ini dengan bail,"tandasnya.

Sebagai mantan pemimpin di Kantor Kemenang Jember, sosok yang penuh dedikasi ini memaparkan bahwa potensi Kabupaten Jember sangat luar bisa. seandainya pembangunan di Jember bisa dilaksanakan secar sinergis dan terpandu, jember akan menjadi daerah yang hebat. "Bayangkan, kita punya berapa perguruan tinggi negeri dan swasta, kita punya sekitar 600 pesantren, punya sekolah dan madrasah yang sangat banyak. Ada potensi alam yang melimpah, jika dibangun secara sinergis dan terpadu kita pasti jauh lebih maju, dan Kementerian Agama juga harus ambil pesan strategis ini untuk memberikan yang terbaik bagi Jember," tegasnya.

Diakhir jabatannya pada Desember 2016 ini, Rosyadi berharap kepada seluruh pegawai di lingkungan Kemenag untuk tetap menjga suasana kerja yang dinamis dan kondusif serta produktif. "Tetap bangun suasana yang nyaman, jangan sampai ada yang bermusuhan, saling sikut dan lainnya. Karena saat ada satu orang yang membenci, dunia yang luaspun terasa sempit, dan sebaiknya, kalu suasana penuh kebersamaan, walaupun ruang dan kantornya sempit, terasa sangat luas dan lebar," ujarnya sambil tersenyum.(c1/har)


Sumber: Jawa Pos Radar Jember Selasa 13 Desember 2016

1 komentar: