Sedih jika Ingat Alfaridzi meninggal usai Naik Ring
HADI SUMARSONO, Jember
Tak bisa dipungkiri,nama M.dawan Ali sudah melegenda bagi sejarah tinju profesional Indonesia dan bahkan sedunia. Bahkan hanya sudah ratusan kali memimpin pertarungan tinju pro,namun namanya memenuhi seluruh surat kabar usai memimpin pertarungan tinju antara Muhammad Alfaridzi juara
nasional asal Bandung lawan Khongtawat Sorkiti asal Thailand 30 Maret 2001, di Jakarta.
Sebagaimana diketahui,usai pertarungan keras itu Muhammad Alfaridzi koma selama tiga hari di RS sebelum akhirnya meninggal setelah dipukul KO ronde ke-8 oleh Khongtawat Sorkiti.
"Inilah pengalaman yang tidak pernah saya lupakan. Saya masih ingat di ronde ketujuh,dia terjatuh. Wajahnya pucat. Saya tanya:apa masih sanggup, ia mengangguk (tanpa siap melanjutkan), Namun di ronde delapan jatuh lagi. Dan meninggal di RS,"kenangnya.
M.Dawan Ali mengaku sempat terpukul dengan kondisi itu, "Siapa yang nggak eman. Dia itu (Muhammad Alfaridzi Red) sangat ganteng,tinjuanya bagus,"jelanya.
Di era tahun 2000, Muhammad Alfairidzi dialah petinju nasional yang paling moncer bersama Cris Jhon.
Prihatin Kondisi Tinju Profesional di Jember
Petinju Bandung ini juga tercatat sebagai satu-satunya petinju yang bisa menjatuhkan Chris Jhon, meski akhirnya kalah.
Pengalaman menyedihkan inilah,yang membuat laki-laki 60 tahun itu kian mantang di atas ring. Karena itulah dia selalu bertumpu pada rambu-rambu aturan wasit saat memimpin pertarungan. Sebab ini sebagai salah satu dasar safey (keselamatan) seorang petinju.
Dunia wasit tinju,memang dunia M. Dawam Ali sekarang. Hampir separo hidup dia dedikasikan untuk tinju profesional.
M. Dawan Ali yang tinggal di Jalan Blimbing Barat 44 Jember ini memang berangkat dari mantan petinju profesional. Namun kariernya di atas ring tidak begitu bagus. Justru, suami dari Yohananingsih ini menemukan dunia wasit tinju yang mengantarkan dikenal hingga seluruh indonesia dan dunia.
M. Dawan Ali menyebut,mulai latihan tinju di Sasana Gumitir, Jember tahun 1974 hingga 1977. Dia dilatih oleh Alex Tumanken (almarhum) Dengan M Hadi. Di sana Gumitir,di seangkatan dengan Djalal Abdi dan Miskan.
Tahun 1986,dia mulai menekuni wasit pelatih lokal Jawa Timur, Empat tahun kemudian merangkak ke wasit nasional usai Diklat di Cububur bersama wasit KTI (Komisi Tinju Indonesia) asal daerah lainnya. Pada Februari 1994 dia lulus wasit internasional dari Badan Tinju IBF bersama wasit top sekarang seperti M. Rois, Bambang Subagyo,Rustam, Nus Ririthena.dan Utoyo.
Untuk memperluas jaringan.dia ikut diklat wasit PABA. Bahkan pada 2004 merembet ke badan tinju internasional lain. yakni WBA dan WBO. Jadilah sebagai wasit internasional M. Dawan Ali laris manis dari ring satu ke ring lainnya.
Dia pun kenyang harus keliling indonesia,untuk memimpin pertarungan tinju profesional. Bahkan berkali-kali juga diminta memimipin ke luar negeri,"Sebulan bisa tiga kali memimpin pertandingan,"sambungan.Sampai sekarang,tawaran memimpin pertarunagan tinju pun masih sering dia terima.
Untuk jaga kondisi, dia pun rutin olahraga, Biasanya,usai salat Subuh M.Dawam Ali jogging keliling kawasan kampungnya.
M.dawan Ali mengaku prihatin dengan kondisi tinju profesional di Jember sekarang, sebab, sekarang tinju pro Jember sedang tenggelam.bahkan jember sudah kalah dengan Malang, Surabaya, Banyuwangi. "Padahal dulu tinju Jember ini saingan berat dengan Malang dan Surabaya. kini disalip jauuuuh,"kalihnya.
Menurut dia,harus ada komunikasi seluruh tokoh tinju di Jember, bagaimana untuk membangkitkan tinju profesional lagi. Setelah itu,hidupkan sasana yang sempat menjamur di Jember."Selama tidak ada komunikasi,mana bisa bangkit lagi. Saya yakin tinju Jember akan pulih sepanjang
ada niat tulus dari pegiat tinju,untuk kembali membina petinjunya,"pungkasnya.(cl/hdi)
Sumber: Jawa Pos Radar Jember Kamis 15 Desember 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar