Rabu, 01 Februari 2017

Sejarah Rupiah; Perjalanan Ekonomi Indonesia

Dari Sen dan Gulden sampai Oeang Republik Indonesia (ORI)

Tak semua orang mengetahui sejarah rupiah yang sah di Indonesia.padahal, ada cerita panjang yang penting diketahui, mulai zaman penjajahan sampai kemerdekaan.

BAGUS SUPRIADI, Jember

PADA 1828 Pemerintah Belanda menjelajah dan menjajah Papua barat. Mereka mendirikan benteng Fort Du Bus agar bisa mengendalikan nusantara. Saat itu juga sejarah mata uang rupiah dimulai. Mereka mendirikan De Javasche Bank dan menerbitkan uang pecahan baru Sendan Gulden.


"Namun uang ini hanya berlaku di Hindia Belanda," kata sejarawan Jember Retno Winarni. Mata uang itu berjalan cukup lama dan digunakan oleh para penjajah sampai penjajahan Jepang datang ke Indonesia.

Lalu, pada 1942 tentara pendudukan Jepang mulai menguasai nusantara dan menaraik semau uang terbitan Pemerintahan Hindia Belanda." Mereka membentuk Bank Nanpo Kaihatsu Ginko," ungkapnya.

Bank tersebut mencetak mata uang sendiri meskipun masih menggunakan bahasa Belanda, seperti Gulden Hindia Belanda. Bedanya, terbitan Belanda bertuliskan De Javasche Bank, sedangkan terbitan Jepang De Japansche Regeering." Jepang juga mencetak uang bau berbahasa Indonesia untuk menyenangkan Indonesia, namanya Rupiah Hindia Belanda," terangnya.

Rupiah Sempat Mengaluasi Devaluasi

Setelah Indnesia merdeka ketiga mata uang itu digunakan oleh masyarakat." Karena situasi politik dan ekonomi masih kacau, sehingga digunakan semua," ujar Retno.

Kemudian, tentara sekutu (NICA) menarik semua Gulden yang dicetak sebelum penduduk Jepang dan menerbitkan uangnya sendiri di INdonesia Timur. Namanya Gulden Nica atau uang NICA yang bergambar Ratu Wilhelmina dan lambang kerajaannya.

"Para pejuang menolak uang itu, ketika uang NICA mulai masuk ke pulau Jawa, Bung Karno segera mendeklarasikan bahwa uang NICA itu illegal. Alternatifnya, uang Rupiah Hindia Belanda cetakan Jepang dijadikan alat pembayaran terutama di Jawa dan Sumatra" jelas dosen ilmu sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember tersebut.
   
Sejarah Oeang Republik Indonesia (ORI) dan Rupiah

Di awal kemerdekaan, Indonesia belum menggunakan mata uang Rupiah, tetapi memakai Oeang Republik Indonesia (ORI) yang sudah diresmikan pemerintah pada 30 Oktober 1946. Jangka waktu perdaran ORI 1945 sampai 1949.

Peredaran ORI menyebabkan uang terbitan Jepang dihentikan namun bisa ditukar dengan ORI dalam jangka waktu tertentu. "Standar nilai uangnya Rp 50 Hindia Belanda sama dengan 1 ORI, 1 Ori setara 0,5 gram emas," aku Retno.

Saat itu, ORI beredar luas di masyarakat. Presiden Soekarno menjadi tokoh yang paling sering tampil dalam jangka waktu empat tahun.

Cetakan pertama 17 Oktober 1945, seri 2 dua terbit di Jogjakarta 1 Januari 1947, seri tiga di Jogjakarta 17 Agustus 1949, dan seri Republik Indonesia Serikat (RIS) di Jakarta 1 Januari 1950." ORI hanya digunakan hingga tahun 1949, karena Bank Indonesia (BI) memperkenalkan Rupiah sebagai uang resmi Indonesia," tegas Retno.

Rupiah sebagai mata uang resmi Indonesia kemudian dikeluarkan dan dikontrol oleh BI. BI secara resmi dijadikan bank sentral dan dan di beri kewenangan penuh untuk mengatur perbangkan Negara." 1 Juli 1953, rupiah diberi kode atau simbol yang digunakan pada semua pecahan uang kertas dan uang logam berupa"Rp" dan diakui oleh semua pihak," jelasnya.

Penyebaranuang rupiah ini tidak serta merta- merta mencapai seluruh Indonesia. Misalkan di Kepulauan Riau dan Papua baru menggunakan uang rupiah pada 1964 dan 1971. Sejak di gunakan secara resmi, rupiah berulang kali mengalami pergolakan devaluasi dan pemangkasan. Devalusi terjadi pada beberapa periode.

Misalnya, pada 7 Maret 1946, 20 September 1949, Pebruari 1952, September 1983. Perubahan tampilan dan nilai mata uang, bentuk serta warnanya menghiasi perkembangan mata uang resmi Indonesia ini. Mulai dari ORI yang bentuk, gambar,cetakan, dan kertas telah memiliki bentuk dan tampilan yang mewah dan rapi.

Rupiah mengalami perjalanan yang cukup pamjamg, banyak pahlawan, daerah nusantara, dan kebudayaan yang tergambar di mata uang ini. Misal uang kertas pertama BI dikeluarkan pada tahun 1952 dengan pecahan Rp 5, Rp 10, Rp 25, Rp 50, Rp 100, Rp 500, dan Rp 1000, yang ditandatangani Sjafrddin Prawiranegara dan Indra Kusuma.

Uang kertas kedua dengan seri Hewan (1957) diluncurkan BI tahun 1957 dengan ditandatanganin Sjafrudin Prawiranegara dan Sabaroeddin, dengan pecahan baru Rp 5000, kecuali pada pecahan Rp 2,500 tanda tangan Gubernur oleh Lukman Hakim.

Uang kertas BI seri ketiga dengan seri bunga dan unggas (1959) dicetak oleh Thomas De Rue (TDLR) co Ltd. Inggris Uang kertas ini sangat diminati oleh kolektor karena gambarnya menarik. Seri Pekerja (1961-1964). Uang ini dicetak oleh percetakan Kebayoran.

Sebenarnya, kata Retno,uang seri ini pertama kali diluncurkan pecahan tahun 1958 (pecahan Rp 5-Rp 5000) lalu diluncrkan pecahan baru Rp 10.000 untuk kali pertama pada 1964." BI sebagai otoritas moneter di Indonesia merencanakan kebijakan pengurangan nilai pecahan mata uang rupiah tanpa mengaruhi nilainya," paparnya.

Caranya adalah menghilangkan tiga angka 0 terakhir. Seperti Rp 1.000 menjadi Rp 1 pada awal Mei 2010 dan dikonfirmasikan oleh Gubernur BI terpilih Darmin Nasution. Tetapi, keputusan belum bisa diambil. Hasil reset Bank Dunia menyebutkan, uang pecahan Rupiah Indonesia Rp 100.000 adalah yang terbesar kedua di dunia setelah Dong Vietnam (VND) 500.000. Namun, redenominasi itu masih belum terwujud sampai sekarang.(cl/har)

Sumber: Jawa Pos Radar Jember senin 12 Desember 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar