Jumat, 17 Februari 2017

Serunya Karyawan BPS MElakukan Survei Harga Untuk Ukur Inflasi




Paling Senang Kalau Ada Teman Titip Belanja

Setiap bulan Badan PUsat Statistik (BPS) merilis inflasi di masing-masing daerah. Untuk bisa menyajikan data inflasi, karyawan BPS harus turun ke lapangan untuk mengetahui perubahan harga. Banyak cerita seru dari para surveyor harga dan tarif.

HARI SETIAWAN, Jember

KARTIKA Karunia Putri bertugas di Pasar Mangli. Setiap Senin dan Selasa dia pasti menyambangi pasar di Kecamatan Kaliwates itu. Rutinitasnya itu adalah menanyai sejumlah pedagang mengenai perubahan harga bahan pangan yang tergolong HK 1.1 Di kelompokHK 1.1. ini ada 19 komoditas yang mesti dicek perubahan harganya, mayoritas bahan pangan.

Sepintas pekerjaan perempuan berkerudung itu mudah. Tetapi, ada kalanya dia harus memiliki stok kesabaran yang banyak.


Interaksi dengan pedagang Beri Banyak Pelajaran

"Tidak semua pedagang nyaman ditanyai harga-harga barang yang mereka jual. Apalagi kalau ramai pembeli," katanya.

Dicueki sudah menjadi asam garam pekerjaannya di seksi distribusi BPS Jember itu. Bahkan, dia juga pernah menghadapi pedagang yang awalnya enggan ditanyai harga-harga barang. Di satu sisi, pedagang yang menjadi responden tidak bisa diganti begitu saja dengan pedagang yang lain tanpa melalui prosedur di internal BPS.

Bila menghadapi pedagang yang atos (keras,Red) itu, Putri memiliki triknya sendiri. "Biasanya saya beli dagangannya meski tidak banyak. Supaya dia nyaman saya tanya harga-harga," ungkap karyawan BPS yang keluar masuk Pasar Mangli sejak 2014 ini.

Karena itu, sangat seneng jika ada teman kerja yang titip belanja kepada dirinya diwaktu survei. Kalai" sambil belanja enak, pedagangnya mudah ditanyai. Setelah belanja, setia di kantor biasanya barang yang sudah saya beli saya jual lagi ke teman-teman dikantor," akunya, seraya tertawa lepas. Maklum, Putri selama ini tinggal di kos.

Pengalaman Arumitha Herriesa lain lagi. Surveyor yang bertugas di Pasar Kreongan ini kerap menjadi idola bagi pedagang pasar. "Kadang, saat saya tidak bisa survei dan digantikan oleh teman yang lain, pedagang nanya, Mbak yang biasanya ke sini kemana?" ungkap perempuan berparas ayu ini.

Saat ada pedagang responden yang tidak bisa lagi disurvei, BPS harus mengganti dengna responden yang lain. Saat mengawali responden yang baru inilah para staf  BPS ini harus bisa menyakitkan pedangan bahwa ada yang mereka berikan tidak terkait dengan pajak. "Kalau sudah mentok pedagangnya tidak mau, saya mengajak Bu Ike (Ike Noorhayati, Red) karena beliau ini  yang paling senior," kata perempuan yang bisa disapa Icha ini.

Cerita yang lain datanng dari Dian. Berbeda dengan putri dan Icha, Dian mendapat tugas melakukan survei harga di yoko modern. Ada kalanya, dia kerap disindir oleh manajer toko modern karena hanya tanya harga, tidak pernah membeli. Mungkin guyon, tapi kan gimana gitu. Kalau surveinya tanggal muda, ya sambil bawa troli dan mencatat harga," katanya, seraya tersenyum.

Saking seringnya blusukan toko modern, Dian menjadi akrab dengan pegawai disana. Sehingga, jika sedang ada obral diskon pakaian branded, dia diberitahu lebih awal. Kadang-kadang dia bisa membeli baju bermerek untuk anaknya dengan harga murah. Karenanya, teman-teman Dian kadang tanya program diskon kepada dirinya

Sedangkan Ike yang menjadi surveyor paling senior diantara ketiga rekannya itu, memiliki kisah berkesan lain. Mendapat tugas survei do wilayah Pasar Tangjung Ike menjadi sangat hafal dengan para pedagang tersebut. "Tetapi gara-gara naik turun ke Pasar Tanjung, saya pernah terpeleset di tangga hingga patah tulang di kaki. Dua bulan terpaksa istirahat total karena harus operasi," ungkapnya.

Meski demikian, Ike mengaku mendapat banyak pelajaran setelah berinteraksi dengan banyak pedagang. "Menjadi banyak saudara. Ada kalanya di antara mereka datang ke rumah silaturahim sambil membawa telur dan barang-barang dagangannya," katanya.

Untuk survei harga, Ike mengatakan, tidak bisa dilakukan sembarangan. Misalnya, survei HK 1.1 yang sebagian besar kelompok bahan pangan, dilakukan setiap Senin dan Selasa. Karena, disaat itulah biasanya terjadi perubahan harga. Sedangkan untuk kelompok komoditas lain dilakukan pekanan, dua pekanan, dan bulanan. (hdi)



Sumber : Jawa Pos Radar Jember 08 November 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar