Hadiah Untuk Ajak Orang tua Ke Tanah Suci
Dalam satu bulan pesilat jember berhasil menorehkan prestasi spektakuler cari cabang olahraga pencak silat.pundi-pundi medali dikumpulkan dari tiga even bersekala provinsi,wilayah,dan nasional.salah satu atlet yang meraih medali tersebut adalah muhammad Haekal Aziz Raharjo.
LINTANG ANIS BENA K, Jember
BELUM genap satu minggu Haekal kembali ke sekolahnya setelah turnamen Kejuaraan Nasional (kejurnas) Remaja Tapak Suci. Meskipun sempat heran,karena di sekolah ternyata sedang tidak ada kegiatan belajar mengajar.Hanya beberapa kegiatan remidial yang diikuti sebagian siswanya.
Pelajar kelas XII IPS SMAN 3 Jember ini baru saja kembali dari Malang beberapa hari lalu. Aksi moncernya di kejurnas remaja Tapak Suci membuatnya pulang tanpa tangan kosong. Haekal termasuk satu dari enam atlet yang berhasil menyambet medali.
Dibesarkan Oleh Keluarga Pesilat
Prestasi ini mengikuti rangkaian prestasi yang dia peroleh sebelumnya.Diawali dengan medali emasnya di even pekan olahraga pelajaran daerah (POPDA) awal November lalu, Haekal kembali berlaga di pekan olahraga pelajar wilayah (popwil) dan kembali merebut emas."Jadi satu bulan ada tiga even yang berurutan,"ujarnya sembari tertawa.
Meskipun lelah, namun Haekal cukup puas dengan hasil yang dia dapatkan. Apalagi sejatinya Haekal tak berniat turun di kejurnas remaja.Sebab dirinya masih di landa cedera di dua even sebelumnya,"Sempat nggak bisa jalan,tapi karena dipanggil sama pelatih pusat jadi mau nggak mau berangkat,"lanjutnya.
Ditilik dari latar belakang keluarga, rupanya tidak hanya Haekal,sang adik yaitu Abdul Rozak juga berlaga di kejuaraan yang sama di tingkat yang lebih junior. Bakatnya menerun dari kakek dan ayahnya yang juga pernah menggeluti pencak silat."Kakek punya perguruan pencak silat,tapi beda perguruan,saya bergabung di Tapak suci,"tuturnya.
Pesilat sabuk kuning melati dua ini sudah terjun dalam olahraga bela diri ini sejak masih duduk di kelas 2 SD. Sejak kecil, Haekal sangat dikenal sebagai bocah yang bandel ."Sering sekali saya usil,nakal,jahili teman-teman bahkan sampai menangis,"kenangnya.
Kenakalannya sempat hendak dikeluarkan dari sekolah namun urung.Kedua orang tuanya lantas memasukkan putra mereka ke perguruan pencak silat,"Di sana saya tidak hanya belajar bela diri,silat, tetapi juga belajar ilmu agama."lanjut Haekal.
Semenjak bergabung dalam perguruan pencak silat, anak kedua dari tiga bersaudara ini mengaku cukup mengalami banyak perubahan.Yang paling terlihat adalah dirinya bisa mengontrol emosi dan sifat bandelnya, serta tak mudah terpancing emosi.
"Kalau dulu saya anaknya suka berantem dan susah diatur Setelah ikut pencak silat, ada rasa menahan diri kalau dipancing. Biasanya kalau ditantang ya langsung berantem, tapi sekarang pikir-pikir dulu.Karena saya latihannya beda sama yang nantang, nanti kalau saya pukul dia bisa pingsan,"jelas Haekal
Kali pertama Haekal turun di arena pertandingan adalah kala dia duduk di kelas 5 SD.Tanpa mengetahui informasi apapun, putra pasangan Haryanto dan Umi Hidayat ini dipanggil ke Surabaya untuk berlaga di kejuaraan nasional yang digelar di Universitas Negeri Surabaya."saya nggak tahu, tiba-tiba aja dipanggil. Alhamdulillah bisa masuk final dan dapat perak, kalah dan dapat perak, kalah sama Sumatera Selatan,"kenang lelaki jangkung ini.
Setelah raihan medali pertamanya,dirinya semakin tertantang untuk mendapatkan medali selanjutnya.Puluhan kejuaraan lantas dia ikuti, baik di tingkat daerah maupun nasional.Tak terhitung lagi berapa medali dan trofi yang telah dia simpan di rumahnya hingga hari ini. Sedangkan hadiah berupa uang tunai dia simpan."Ditabung buat ngajak orang tua ke Tanah Suci,"ujarnya malu-malu.
Bagi Haekal,ada banyak manfaat yang dai rasakan setelah terjun sebagai atlet.Selain mendapat banyak penghargaan,juga bisa mendapat banyak pelajaran fisik dan mental,"Buat apa berantem di luar, tiwas badan sakit-sakit semua. Lebih baik berantem di arena,bisa dapat prestasi,"tegasnya.
Pelajaran yang bercita-cita melanjutkan pendidikan di angkatan kepolisian ini pun mendapat beasiswa pendidikan selama duduk di bangku sekolah."Lumayan bisa disisihkan untuk orang tua,atau di tabung,"imbuhnya.
Tahun depan,Haekal bersama Rafef Jainuri kembali akan membawa nama Jember dan Jawa Timur untuk berlaga di Popnas.Ini merupakan apresiasi setelah memberikan penampilan mengesankan di tiga even.
Meskipun kerap mendapat juara,Haekal tak lantas menjadikan prestasi dan hadiah menjadi patokan utama.Dirinya berpesan kepada pesilat muda lainnya agar fokus meningkatkan prestasi masing-masing. "Jangan hanya sekadar gaya-gayaan,yang penting fokus meningkatkan prestasi,"pungkasnya.(cl/hdi)
Sumber: Jawa Pos Radar Jember Rabu 14 Desember 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar