Sabtu, 25 Februari 2017

Isi Liburan dengan Menghafal Alquran di Pesantren



Ada Peserta yang Datang dari Luar Kota dan Palembang


Pesantern Alquran (PPA) Ibu Katsir, Patrang Jember memiliki kegiatan menarik bagi pelajar selama libutan sekolah lalu. Puluhan pelajar selama lima haris mondok di Ibnu Katsir untuk menghafal Alquran.

HARI SETIAWAN, Jember

DANI Yusuf tak habis pikir. Tak sampai dua hari, kuota peserta kegiatan Karantina Liburan Qurani (KLQ) yang diselenggarakan Ibnu Katsir Learning Center (ILC) sudah penuh. Dani sebagai koordinator ILC hanya menetapkan 60 peserta, khusus untuk usia kelas 3 SD samapai SMA.

Padahal, untuk menjadi peserta KLQ, peserta harus membayar Rp 500 ribu untuk seluruh biaya penyelanggaraan. "Itu pun kami harus menolak awalnya. Sebab, fasilitas dan sarana di Pondok sangat terbatas,"katanya.

ILC merupakan lini Pondok Pesantren Alquran (PPA) Ibnu Katsir, Patrang. Di masa liburan sekolah lalu, pesantren tahlidz Quran itu menyelanggarakan KLQ sebagai sarana pelajar untuk mengisi liburan dengan menghafal Alquran.

Dani tak menyangka, walau dikenakan biaya relatif mahal, masyarakat sangat antusias. Tidak sedikit orang tua mendaftarkan dua atau tiga anaknya sekaligus. "Ada sekitar 25 sampai 30 orang yang masuk waiting list.



Yang Penting tahu Metode Manghafal Alquran dengan Baik


Nah, rupanya ada beberapa tetangga pondok yang bersedia rumahnya menjadi asrama sementara. Ya sudah, akhirnya tambah 25 peserta," sehingga total ada 85 peserta," ungkapnya.

Peserta sebanyak itu tidak hanya datang dari Jember. di antara peserta ada yang datang dari Surabaya, Sidoarjo, Probolinggo, Situbondo, Bondowoso, Lumajang, Banyuwangi, bahkan palembang (Sumatera Selatan). Modal sosialisasinya hanya lewat grup-grup WhatsApp.

Dalam kegiatan yang dilaksanakan dari 25 sampai 31 Desember 2016 itu, kegiatan harian peserta cukup padat. Peserta setiap hari harus bangun pukul 02.30 untuk salat tahajud. Setelah salat Subuh berjamaah, lanjutkan dengan halaqah quran 1 sampai pukul 06;00. "Setiap grup halaqah didampingi satu ustad/ustadah sebagai musyrif/musyrifah. Mereka ini ambil dari para santri putra dan putri yang bertugas menerima setoran hafalan," tutur Dani.

Setelah halaqah 1, dilanjutkan dengan outbond atau olahraga. Kemudian, mandi dan sarapan sampai pukul 08:00. Setelah salat dhuha, dilanjutkan halaqah 2 sampai pukul 10.30. Istirahat sejam sebelum dhuhur, lalu dilanjutkan salat berjamaah dan makan siang. Setelah itu, peserta menjalani halaqah 3 sampai menjelang masuk waktu salat asar.

Setelah salat asar, dilanjutkan dengan halaqah 4 sampai menjelang magrib. Kemudian, peserta salat magrib, makan malam, dan salat isya. Lalu, halaqah 5 sampai pukul 21.00 uyang dilanjutkan dengan istirahat. Total peserta memiliki waktu untuk hafalan dan setoran dalam sehari 8 jam.

Jika peserta sudah lancar membaca Alquran, Dani mengatakan, diharapkan dalam satu jam sudah bisa menghafal satu halaman. Sehingga, setiap hari peserta bisa menyetor 8 halaman. "Dikali kegiatan selama lima hari, makanya ketemu maksimal peserta bisa menyelesaikan hafalan dua juz," ungkapnya.

Tetapi, dalam kegiatan ini bukan hasil akhir yang ingin dicapai. Diakuinya, sebagai orang tua sempat khawtir target menyelesaikan hafalan Quran 2 Juz dalam lima Hari bisa memberatkan anak-anaknya. "Kami yakinkan tidak usah khawatir dengan target. Itu bukan tujuan kegiatan ini. Yang penting anak-anak tahu metode menghafal Alquran yang baik dan bisa diterapkan dirumahnya," tutur pria berdandan subur ini.(c1/hdi)


Sumber : Jawa Pos Radar Jember 23 November 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar