Undang Komunitas Hewan Biar Anak-Anak Ikut Bermain
Bagi warga, binatang melata seperti ular dan biawak bisa jadi sesuatu yang menjijikan. Namun beberapa sekolah punya cara, agar siswa mulai play group dan TK, kenal dan akrab pada hewan jenis retpil itu.ADI FAIDZIN, Jember
KERAMAIAN khas anak-anak pagi itu, tampak berbeda dibanding hari-hari biasanya. Anak-anak yang merupakan siswa play group dan taman kanak-kanak diSekolah RUkun Harapan, antusias mengerumuni hewan-hewan yang dibawa ke sekolah mereka.
Pagi itu, pihak yayasan sekolah memang mengundang tiga klub pecinta hewan sekaligus, untuk berkunjung ke sekolah mereka. Ketiga klub itu adalah Komunitas Reptil Jember (KRJ), Komunitas Pencinta dan Peternak Kelinci (KOMPPAK) dan Jember Civet Community (JCC) yang merupakan komunitas pecinta musang.
Beberapa ekor kelinci hias yang biasa diikutsertakan dalam kontes, menjadi salah satu pusat perhatian siswa.
Bagian Dari Penerapan Pendidikan Tematik
"seneng pegang kelincinya, lucu banget," kata Susanna Rafael John, salah satu siswi di Tk yang menerapkan pembelajaran dalam tiga bahasa itu.Bersama teman-temannya, Susanna antusias memegang bulu-bulu halus kelinci yang dibawa anggota KOMPPAK. Padahal, awalnya dia takut mendekati hewan itu.
Sementara Darsono, anggota KOMPPAK yang hadir dalam kunjungan itu menyatakan, komunitasnya ingin lebih memperkanalkan kelinci kepada anak-anak. "Kebetulan kemarin diajak sama teman-temannya KRJ," ujar pria yang kini menekuni peternakan kelinci pedaging itu.
Di tempat lain, para siswa juga mengerubungi beberapa reptil yang di bawa anggota KRJ.
Giodano misalnya. Siswa TK B ini tampak tidak ragu memegang ular yang telah dijinakkan. "Tadi aku nggak takut pegang ular," pamer Gio, Lantas tertawa. selain ular, ia juga secara bergantian dengan teman-temannya menaruh Leopard Gecko di tangannya.
Dodik Tri Wahyudi, 25,Ketua KRJ menceritakan, kunjungan ke sekolah itu merupakan salah satu program kerja komunitasnya. "Kami ingin menanamkan kepedulian terhadap flora fauna. Kalau kepada anak-anak kan lebih membekas," ujar mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Jember ini.
Dalam sebulan KRJ bisa dua kali diundang ke sekolah, untik memperkanalkan reptil kepada pelajar. Dalam kunjungan kali ini, KRJ membawa beberapa jenis reptil seperti ular, kadal gecko dan biawak.
Sementara Suhartono Dwiatmoko, 45, anggota KJR lainnya menuturkan, obi memelihara hewan reptil membawa sensasi tersendiri. "Saya kagum dengan reptil. Mereka jalannya lambat tapi bisa makan satwa lainnya yang lebih cepat," ujarnya pria yang mulai memelihara ular dan biawak sejak tahun 1982 ini.
Antusiasme jug ditunjukkan anak-anak saat mengerubungi sekor musang yang dibawa anggota JCC. "Tadi aku berani gendong musang,"tutur hau-hau, siswa TK B dengan penuh bangga, seraya tertawa.
Tri Mega Puspitasari, 23, bendahara JCC menuturkan, kunjungan ini juga sebagai salah satu bentuk edukasi kepada anak-anak." Kadang orangkan mikirnya musang itu hama," ujar gadis yang baru lulus dari Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember ini.
Menurut Mega, musang yang telah dijinak bisa menjadi manja kepada manusia. "Meraka itu lucu, meski gak ada suaranya," tutur gadis yang sudah dua tahun ini memelihara tiga ekor musang.
Susanti Tanojo, Pengurus yayasan menerangkan, kegiatan mendapatkan pengurus klub pencinta hewan merupakan bagian dari kurikulum pendidikan di play group dan RK mereka. "Ini adalah bagian dari pendidikan tematik yang kami terapkan. Puncaknya, kami datangkan hewan langsung ke sekolah," ujar Susanti.
Dalam pendidikan tematik, menurut Susanri, siswa sesuai jenjangnya akan dikenalkan dengan tema-tema tertentu. Dalam tema mengenal hewan, siswa sebelumnya diceritakan tentang hewan sebagai bentuk pengenalan. Nanti mereka ada kegiatan stroty telling, diajak menceritakan hewan yang mereka interaksi langsung," tutur Susanti.
Susanti menceritakan, tahun lalu pihak sekolah juga mengundang komunitas pencinta reptil untuk mengenalkan hewan tersebut kepada para siswa. Mereka dikenalkan bagaimana car memperlukna hewan reptil. "Jadi meskipunn disini reptilnya jinak, tapi kalau mereka tiba-tiba bertemu ular, tidak boleh langsung dipegang, kata Susanti.
Susanti menilai, pengenalan secara langsung itu terbukti efektif. Ia menceritakan, suatu ketika seorang siswanya yang sudah mendapat eduksi dari KRJ, menemukan biawak di dekat rumahnya. "Anak ini langsung tahu bahwa dia harus menelpon komunitas agar memberikan pertolongan kepada biawak itu," kata Susanti. Siswa TK Rukun Harapan itu kemudian meminta ibunya, agar melaporkan keberadaan biawak itu ke KRJ.
Memelihara hewan, menurut Susanti, bisa menjadi salah satu benruk pendidikan karakter untuk melatih anak memiliki tanggung jawab. "Karena mereka akan berpikir bagaimana memberi makan hewannya setiap hari," pungkasn\ Susanti. (mg2/hdi).
Sumber : Jawa Pos Radar Jember 06 Juli 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar