Sasar Orang Muda, Dijual di Kafe
Masih banyak anggapan minum jamu tidak keren. Apalagi, bagi mereka yang tidak menyukai rasa pahit. Namun, di tangan kreatif mahasiswa, jamu terasa soft drink. Dia memberinya nama jobon.RULLY EFENDI, Jember
DIKEMAS dengan botol beling. Sekilah menyerupai soft drink. Rasanya pun tidak jauh beda. Saat diteggak, rasa karbonasi begitu dominan. Namun baru diketahui berbeda saat melihat komposisi minuman. Sebab, minuman itu adalah jamu.
Pembuatan jamu itu Ferdianto At Taufiqi. Dia mahasiswa semester 7 di Fakultas Teknik Pertanian Universitas Jember (FTP Unej). Mahasiswa yang akrab disapa Bayu itu menyebut jamu buatannya jobon. Akronim jamu berkarbonasi.
Sementara ini, Jabon buatan mahasiswa kelahiran Banyuwangi, itu di buat dengan tiga jenis yang berbeda. Namun andalannya, temulawak warna merah. Bisa di buat merah, karena temulawak dicampur kayu secang. Selain warnanya berbeda, rasa temulawak secang cukup segar saat diminum.
Bayu sengaja membuat jamu berkonsep modern agar lebih friendly untuk orang muda. Sehingga, produknya bisa diterima konsumen seusianya.
Diawali Modal Dari Program Kreativitas Mahasiswa
Pasarnya pun pilih di tempat nongkrong anak muda, seperti kafe." Kalau saya sejak kecil sudah senang minum jamu. Tapi anak muda lainnya, belum tentu karena mungkin ada gengsi," tuturnya
Bukan hanya itu,dia juga ingin merubah mindset bahwa jamu tidak selalu pahit. Sebab,, meski rasa jamu enak seperti yang dibuatnya, namun dipastikan tidak mengurangi manfaatnya. seperti hasil laboratorium yang memastikan bahwa produknya mengantongi izin edar dari dinas kesehatan.
Mendobrak tantangan yang demikian, dia harus berpikir supaya anak muda juga gemar minum jamu sepertinya. Telebih, jamu minuman yang dikalimnya sehat dan memyehatkan untuk saat ini. saya produksi jamu sejak masih SMA. Tapi menemukan inovasi yang seperti ini, setelah kuliah di Fakultas TP Unej," akunya.
"Jabon produksinya dijamin sehat meski berkarbinasi. Sebab, karbonasi disebut pengawet sehat. Bahkan, karbonasi meningkatkan cita rasa hasil dari efek sparkle. Sehingga, manfaat jamu di minuman itu semakin optimal.
Anak kedua dari tiga bersaudara pasangan suami istri Totok Harianto dan Sulistiyowati itu mulai merasakan hasilnya. Jabon yng di jual Rp 5 ribu per botol itu mulai banyak pelanggan. Bahkan, pemesan harus rela mengantri. "Saya juga outlet di Kedai Kampus Unej," imbuhnya.
Kreativitasnya menciptakan jamu berkarbonasi tersebut membuatnya berhak menerima dana stimulan Rp 9 juta dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) pada 2015. Di tahun yang sama, dia kembali berhak menerima bantuan modal Rp 14 juta dari Program Wirausaha Mahasiswa.
Bantuan dana stimulan dari pemerintah untuk para mahasiswa itu dia buktikan dengan prestasi. Mengikuti produk yang di gelar kampusnya, dia pun sukses meraih juara kedua, Selain itu, Baru-baruini dia juga sukses meraih penghargaan HIMPI Award sebagai pencipta produk lokal yang dinilai inovatif.
Mahasiswa kelahiran 15 Agustus 1994 itu tidak puas begitu saja. Dia akan terus berinovasi. Berbagai kekurangan di produknya pun, akan terus dievaluasi untuk segera diperbaiki. Tujuannya, supaya usahanya terus berkembang dan banyak anak muda lainnya yang sadar berpola hidup sehat. "Sukses dan bermanfaat itu cita-cita saya," pungkasnya. (har)
Sumber : Jawa Pos Radar Jember 30 Desember 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar