Rabu, 22 Februari 2017

Mengenal M. Lutfi Helmi, Guru Sekolah Pinggiran yang Berprestasi Nasional



Dua Kali Menjadi Guru Fisika Terbaik Jawa Timur

Muhammad Lutfi Helmi SPd MPd bukan pendidikan biasa. Guru di SMAN Plus Sukowono ini punya prestasi bagus. Terakhir, dia berhasil meraih medali perunggu Olimpiade Guru Nasional 2016 untuk mata pelajaran Fisika.

NARTO, Jember

MENGAJAR di daerah pinggiran seperti di SMAN Plus Sukowono menjadi tantangan tersendiri bagi Muhammad Lutfi Helmi SPd MPd. Guru Fisika SMAN Olus Sukowono ingi menularkan ilmu fisika kepada ribuan siswanya di daerah pinggiran. Dia juga ingin menularkan ilmu sekaligus mental untuk menjadi yang terbaik.

Itu pula yang ditunjutkan Helmi (sapaan karib Muhammad Lutfi Helmi) saat mengikuti Olimpiade Guru Nasional (OGW). Hasilnya, helmi berhasil meraih medali perunggu dengan mengalahkan puluhan kompetitor dari seluruh indonesia lainnya.

Olimpiade Guru Nasional ini sendiri digelar mulai 17 sampai 20 Oktober 2016 lalu, di jakarta. Khusus untuk Jawa Timur (Jatim), helmi malah menjadi yang terbaik dua kali berturut-turut. Yaitu tahun 2015 dan 2016. Keberhasilan menjadi jawara OGN Jatim itulah yang membuat Helmi mewakili Jatim di OGN. "Harusnya, tahun 2015 lalu menjadi wakil Proninsi Jatim.


Lanjutkan Program Pascararjana MIPA di UNM

Namun, saya tidak bisa berangkat karena bertepatan tugas lain yang bersamaan," ungkap suami dari Helmik Silvia yang juga seorang guru mengajar di MA Nurul Qornain Sukowono.

Dia menceritakan, ikut seleksi dari level kabupaten yang digelar 26 Februari 2016 SMAN1 Jember. Helmi tidak sendirian. dalam seleksi ada dua guru SMAN Plus Sukowono lain yang juga ikut. Yaitu Andri Sulistiyono SPd untuk bidang Biologi dan Muhammad Afni Spd untuk bahasa Indonesia. Hasilnya, ketiga guru SMAN Plus Sukowono meraih juara 1 untuk tingkat Kabupaten Jember.

Setelah juara di masing-masing bidang, ketiga guru SMAN Plus Sukowono mewakili Jember untuk kompetisi di tingkat regional Jatim yang diselenggarakan 23-25 Agustus 2016 di Kabupaten Sidoarjo. "Saya lolos le tingkat Provinsi Jatim Karena JUara pertama, ungkap pria yang tinggal di Dusun Curah Lembu, Desa Plalangan, Kecamatan Kalisat tersebut.

Pada Babak Final, ada beberapa kompetisi. Pertama sesi online yang dilanjutkan sesi teori uraian. Yang ketiga sesi eksperimen tentang Gaya Gerak Listrik (GGL). "Semua peserta dapat soal sama saat eksperimen. tentang GGL, hasil eksperimen kemudian dipresentasikan di hapan dewan juri," ungkapnya.

Final OGN bidang Fisika membuat dia optimistis menjadi yang terbaik. Namun ada sedikit kesalahan yang membuatnya di peringakat ketiga nasional. "Saya lengah sedikit sehingga ada jawaban yang salah. Tetapi prestasi ini sudah saya syukuri karena ini kejutan bagi saya," imbuhnya.

Pria yang lahir 29 Oktober 1980 tersebut menuturkan, sejak sekolah memang suka fisika. Karena itu, saat kuliah dia memilih di program studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan (FKIP) Universitas Jember (Unej). Saya memang suka bidang Fisika, imbuhnya. Karena itu sejak kuliah dia begitu tekun mempelajari bidang studi fisika.

Bahkan, untuk S-2-nya juga dibidang pendidikan fisika di Program Pascasarjana MIPA Universitas Negeri Malang. Selain itu, dia juga terus mengembangkan ilmu Fisika-nya. Tak ketinggalan, ayah dari Muhammad Lutfi Muhammad Shidqie, Muhammad Hasbie dan Ahmad Hanief itu juga mempelajari bidang ilmu lainnya.

Dia sempat mengikuti short course pembelajaran MIPA dengan Bahasa Inggris. Juga ikut ICTE di the University of Queensland autralia. "saya selaku berupaya terus mengembangkan diri. Sebagai pendidikan harus terus mengembangkan ilum karena ilmu terus berkembang," terang alumnus SDN 1 Plalangan, SMP Terbuka Kalisat dan SMAN Kalisat tersebut.

Apalagi, sejak awal, dia memang ingin mengabdikan diri di dunia pendidikan yang sudah dicintainya. Karena itu sedert prestasi di dunia pendidikan pernah di raihnya. Antara lain menjadi juara III Guru Berprestasi tingkat Kabupaten Jember 2015. Juara II Guru Prestasi SMA tingkat Kabupaten Jember 2016. Bahkan, saat masih kuliah juga selalu menjadi yang terbaik di angkatannya. Dia meraih IPK terbaik 3,66 waktu kuliah S-1 di Pendidikan Fisika FKIP Unej dan IKP S-2 3,79 di Universitas Negeri Malang.

Karena kecintaannya didunia pendidikan, Helvi sengaja mengajar di almamaternya di SMPN terbuka dan SMPN 1 Kalisat. "Tahun 2003 saya menjadi guru bantu. Baru tahun 2005 saya menjadi guru PNS di SMAN Plus Sukowono," imbuhnya. Bahkan, dia juga sempat mengajar Fisika di SMAN 1 Jember dalam kurun waktu mulai 2005 sampai 2004.

Bahkan dia juga mendirikan Yayasan Pendidikan Nurul Huda di Desa Plalangan Kecamatan Kalisat. "Saya juga merintis mendirikan SD unggulan Nurul Huda di Kalisat Tahun 2012. kini rata-rata siswa sekitar 20 anak," terangnya.(aro/c1/hdi)



Sumber : Jawa Pos Radar Jember 15 November 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar