Tanpa Produser Himpunan Dana dari Penggemar
Djember Nasyid Accapella (DNA) akan merilis album kedua. Kali ini lebih bonek alias bondo nekat karena tidak menggunakan tenaga produser eksekutif.HARI SETIAWAN, Jember
SIANG terik.Sebagian peserta wisuda Quran di GOR Kaliwates mulai keluar. Acara telah selaesai. Muhammad Jaka, membagikan kertas-kertas kecil pada setiap orang. "DNA (Djember Nasyid Accapella, Red) mau rilis album kedua, Pak. Mungkin bersedia pertisipasi pendanaan," ujarnya, kepada seorang peserta yang baru selesai menuruni anak tangga.
Jaka adalah koordinator DNA. Grup nasyid asal Jember ini sudah merilis album perdana pada 2014. Setelah hampir tiga tahun kemudian, grup nasyid yang sudah sering pentas ke berbagai kota di Jatim ini hendak merilis album kedua.
Yang agak membedakan album kedua ini dibandingkan yang pertama adalah pada pendanaan. Di album perdana, mereka memiliki produser ekskutif.
Tetapi, kali ini mereka menjadikan penggemar sebagai "produser aksekutif." Bukan tidak ada maksud dengan strategi yang tergolong bonek alias bondo nekat ini.
"Kami ingin lihat apakah masyarakat ini sudah benar-benar diterima masyarakat atau belum.
Album Kedua Berisi Hubungan Cinta dan Akhirat
Karena ini, pendanaan produksi album kedua ini melibatkan partisipasi masyarakat secara penuh," terang Jaka.
Seacara jujur Jaka menyebut pembuatan film Ketika Mas Gagah Pergi (KMGP) besutan Helvy Tiana Rosa sebagai inspirasi. KMGP merupakan film yang di angkat dari novel laris karya Helvy yang hits di awal 1990-an. Sebagian besar biaya produksi film religius itu memang berasal dari masyarakat, khususnya kalangan muslim.
Meski demikian, Jaka tetap akan mengevaluasi semua proses penggalangan dana. "Bukan tidak menemukan produser. Proposal sempat buat untuk diajukan ke calon produser. Tetapi, di rapat tim akhirnya kami ingin mencoba strategi yang bari ini," tuturnya.
Dia sendiri masih mempertimbangkan pengajuan prososal kepada lembaga. DNA sudah menjani komunikasi dengan manajemen lembaga amil zakat (LAZ) RIZKI Jember. Secara prinsip, RIZKI siap membantu. "Tapi, entah beberapa ya. Yang pasti, muatan album kedua kami tetap religi karena pada dasarnya nasyid adalah sarana dakwah melalui seni akapela," ujar pria yang sehari-hari berprofesi sebagai guru ini.
Sejatinya, dana yang diperlukan DNA tidak terlalu besar untuk sebuah proses karya kreatif. Jika di album perdana lalu DNA membutuhkan dana sekitar Rp15 juta kali ini naik menjadi sekitar Rp 20 juta. Di album perdana, DNA memproduksi sekitar seribu keping VCD dengan harga jual Rp 20 ribu per keping. Untuk kali ini, DNA hendak memproduksi 2.000-2.500 keping VCD dengan harga Rp 40 ribu per keping.
Karena sudah relatif di kenal di kawasan tapal kuda, DNA berencana mencari tantangan lebih besar lagi. Mereka ingin menasional dan promo album sampai Jakarta. Karena itu, Jaka sudah menjalin komunikasi dengan komunitas nasyid di Jabar." Mereka ini sudah menasional. Rencana dua tiga album kolaborasi dengan mereka. Recording bisa di Jember, tetapi nanti mixing bisa di Jakarta," ungkapnya.
Di album kedua ini, DNA ingin habis-habisan. Termasuk pembuatan video klip, sedianya akan melibatkan pihak profesional. Jaka menargetkan, Mei menjelang Ramadan nanti album kedua sudah siap dirilis.
Saat ini DNA sedang melakukan pengumpulan lagu. Sejauh ini sudah ada enam lagu karangan sendiri yang siap di pakai." Kalau pengumpulan lagu bulan ini selesai, rencananya awal Januari nsudah rekaman di studio mini. Selanjutnya, baru dibawa ke studio besar," papar pria asal Kaltim ini.
Untuk album kedua ini. Jaka sudah menyiapkan nama Dimensi Cinta. Di dalamnya terdapat nasyid yang mengemukakan hubungan antara cinta dunia dan akhirat. Karena rilis menjelang Ramadan, di dalamnya juga ada nasyid bertema Ramadan dan Idul Fitri. Yang membedakan dalam play list di album pertama dengan kedua adalah kali ini DNA akan menyiapkan sebuah nasyid berbahasa Arab dan Inggris. (cl/hdi)
Sumber: Jawa Pos Radar Jember Kamis 22 Desember 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar